Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Penulis - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta Itu Menghidupkan

21 Februari 2023   12:54 Diperbarui: 21 Februari 2023   12:56 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta. Tak pernah bosan bila berbicara perihal cinta. Cinta adalah kekuatan paling besar yang ada di dunia. Adalah nikmat paling luar biasa yang diberikan oleh Sang Pencipta. Ia mengizinkan kita tetap hidup hari ini karena Ia cinta kepada kita. Ia menciptakan air, udara dan alam yang indah karena Ia cinta kepada kita. Dan Ia menciptakanmu karena Ia ingin kita saling mencintai satu sama lain.

Cinta itu menghidupkan bukan mematikan. Lalu bagaimana dengan perkataan orang bila "sel-sel dalam otak seketika mati bila kita jatuh cinta"? Rasa-rasanya memang seperti itu. Benar adanya. Otak seketika mati karena cinta. Mari berbicara hal baik lebih dahulu dari otak yang mati karena cinta. Aku beri sedikit contoh.

Pasti pernah dalam hidup, kita merasakan betapa besarnya perjuangan orang tua kita yang sampai di luar nalar. Kita tak sanggup lagi membayangkan atau berkata-kata karena saking luar biasanya perjuangan mereka. Menahan malu, harus berhutang, tak peduli bila harus dicaci-maki, tak peduli bila harus dibentak atasan atau konsumen, tak peduli sakit, dan tak peduli pula bila nyawa menjadi taruhannya. Semua mereka lakukan agar kita bisa minum susu. Otak mereka mati karena begitu besar cinta mereka kepada kita.

Sama halnya dengan para pejuang, para pahlawan yang berjuang untuk memerdekakan dan mempertahankan kemerdekaan negeri yang kita cintai ini, Republik Indonesia. Tak ada hal lain yang ada dalam diri mereka selain berjuang demi tanah air. Dihujam peluru, disiksa penjajah, diasingkan dan dipenjara. Semua mereka lakukan dan mereka atas dasar kecintaan kepada Indonesia. Rela mati demi Indonesia. Otak mereka mati karena besarnya cinta kepada sang Merah-Putih. Di hati mereka hanya ada cinta, tak peduli bila otak mati karena cinta.

Begitu luar biasa otak yang mati karena cinta bila dilakukan dengan cara yang benar dan untuk hal yang baik. Kalau melihat seperti contoh di atas, memang perlu sekali otak dimatikan oleh cinta. Bukan karena cinta memberi efek yang buruk, justru karena saking besarnya cinta yang dimiliki.

Mari kita berbicara hal jelek/buruk dari otak yang mati karena cinta. Ada yang salah sebenarnya. Aneh kalau mengatakan cinta yang membuat otak mati bila aksi yang dilakukan dan hasilnya adalah hal buruk. Otak yang mati karena cinta akan menghidupkan dan mengindahkan. Otak yang mati karena cinta namun hasilnya mematikan dan menghancurkan, itu bukan cinta. Namun benci atau nafsu semata. Bisa benci kepada diri sendiri, orang lain atau orang kita sayang.

Sering kita temui di berita, ada orang yang mencuri atau merampok untuk membiayai pernikahannya. Ada seorang anak yang membunuh orang tuanya karena tidak mendapat restu menikah dengan orang yang ia cintai. 

Ada orang yang membunuh teman kekasihnya karena cemburu melihat si kekasih jalan berdua dengan orang itu, padahal mereka sekadar teman atau rekan kerja. Ada pula seseorang yang memacari atau menikahi orang yang ia "cintai" hanya untuk bisa menikmati tubuh dan menguasai harta orang tersebut. 

Ada yang menyakiti diri sendiri atau bunuh diri karena patah hati diputuskan oleh sang kekasih. Apakah itu benar-benar karena cinta atau karena tidak mengerti makna cinta sejati? Mungkin ia benci kepada diri sendiri karena tidak bisa menjaga hubungan yang pernah terjalin.

Contoh-contoh seperti di atas bukanlah otak mati karena cinta melainkan cinta yang tertutup oleh benci. Bukan lagi tertutup oleh benci, malah digantikan oleh benci. Di dalam hati sudah tak ada cinta, yang ada hanya benci. Di otak pun sudah tak ada cinta, yang ada hanya benci. Hati dan otak yang penuh benci merupakan perpaduan yang pas untuk menghancurkan. Mengerikan sekali. Kata "benci" bisa diganti dengan "nafsu".

Sepertinya demikian. Tiadalah otak yang mati karena cinta akan menghasilkan hal yang buruk. Otak yang mati karena cinta akan menghidupkan dan mengindahkan. Otak yang mati karena benci akan menghancurkan. Cinta memang membuat gila, buta dan bodoh. But in a good way. 

Sebagai penutup. Seorang pujangga ngawur asal Purwokerto, yaitu saya sendiri, pernah berkata, "Aku beruntung dibutakan oleh cinta. Aku beruntung dibuat bodoh oleh cinta. Karena tanpa semua itu, aku takkan pernah bersamamu, wanita yang sangat aku dambakan."

***

Gemo Gibran

(Yogyakarta, 20 Februari 2023)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun