Tak terhitung berapa kali aku mencoba untuk mengeja namamu.
Aku terbata: Sebegitu sukarnya.
Lidahku kelu.
Nama yang begitu indah.
Terlalu indah untuk diucap oleh mulut yang penuh noda.
Sukar untuk tak ternganga.
Namamu amat memukau; aku terpukau.
Semua bahasa mendefinisikan namamu dengan arti yang begitu memancarkan cahaya.
Bahkan dalam sejarah, namamu tercatat sebagai nama dari seorang yang begitu suci dan dicintai Tuhan.
Aku pun mencintai namamu.
Pun aku mencintaimu.
Namamu adalah nama dari seorang wanita yang mulia.
Menyebut namamu, aku seolah berdoa.
Ketika aku terpuruk, namamu terbit.
Aku ingin menjadi seperti arti namamu.
Kelak, kau pun akan seperti namamu: Maria.
***
(Gemo Gibran)
Yogyakarta, 7 September 2022