Mohon tunggu...
gemogibran
gemogibran Mohon Tunggu... Penulis - Pendengar dan Penanya

Pecinta musik. Mencintai tulis-menulis. Mari bermain dengan imajinasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harus Berpisah

5 Agustus 2022   19:05 Diperbarui: 5 Agustus 2022   19:08 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Semula indah, kini binasa.

Yang terkumpul, kini hilang tiada sisa.

Apa yang kita rajut, kini sia-sia.

Apa yang kita perjuangkan, hanyalah lelah belaka.

.

Mungkin telinga tertutup.

atau hati yang menutup.

Tiada lagi rasa yang didengar.

Hanya ego yang menggelegar.

.

Kita dibutakan amarah.

Enggan untuk mengalah.

Tangan menggenggam; penuh getar.

Sama-sama merasa paling benar.

.

Kau meminta berpisah.

Merasa berjuang, nyatanya kau lemah.

Bagaimana pun aku bicara, aku kan tetap kalah.

Memang disinilah akhir semua kisah.

Tiada lagi cara untuk bersama melangkah.

(Gemo Gibran)

Yogyakarta, 30 Juli 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun