Aku tidak takut kepadaMu.
Aku segan kepadaMu.
Bila aku takut, maka ibadahku adalah karena takut.
Bila aku segan, maka ibadahku adalah karena Kau Maha Segalanya.
Aku tak kuat menolak haramMu.
Aku kuat menolak halalMu.
Bukan menjauhi laranganMu yang aku minta.
Adalah pintaku dimudahkan menjalani perintahMu.
Aku tak peduli neraka.
Aku tak peduli surga.
Aku tak peduli pahala.
Aku lebih peduli pada jalan hidupku yang entah Kau ridhoi atau tidak.
Semua orang takut pada murkaMu.
Namun aku tahu, Engkau Maha Pengampun dan Penyayang.
MaafMu lebih luas daripada murkaMu.
Aku tak ingin menjadi hamba yang takut.
Aku hanya ingin menjadi hamba yang patuh.
Aku tahu, hingga hari ini Kau masih sangat sayang padaku.
Kau masih mengizinkan aku hidup.
Aku masih hidup karena Kau Maha Pengasih.
Maafkan bila aku pernah menganggapMu mengerikan.
Mungkin karena aku sering diceritakan betapa mengerikannya murkaMu.
Aku akhirnya mengerti, betapa dahsyatnya kasihMu.
Aku akhirnya mengerti, betapa dahsyatnya ampunanMU.
Aku akhirnya mengerti, betapa dahsyatnya sayangMu.
Aku akhirnya mengerti, betapa dahsyatnya keagunganMu.
Maaf bila aku pernah beribadah padaMu karena takut.
Kini aku beribadah padaMu karena Engkau Maha Besar.
Karena Engkau Maha Pengampun.
Karena Engkau Maha Pengasih.
Karena Engkau Maha Penyayang.
Tuhan, izinkan aku dekat padaMu.
Yogyakarta, 29 Juni 2022
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H