Mohon tunggu...
Heriyanto Chanra
Heriyanto Chanra Mohon Tunggu... Guru - Luwes dan berorientasi pada kemajuan.

Filsuf kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Papa Sembuh Kembali

7 Oktober 2017   17:07 Diperbarui: 7 Oktober 2017   17:27 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

China dan AS memiliki kedekatan emosional dan kultural. Seperti yang telah diketahui dunia, China menyokong lebih dari separuh APBN AS. Sebagai penghargaan atas kontribusi China yang luar biasa itu, AS menyediakan lahan jutaan hektar di Las Vegas untuk memfasilitasi hobi para warga negara China.

Tidak jauh berbeda dengan Papa Nova. Ia juga merupakan sosok yang tidak bisa diabaikan atas kesuksesan Presiden AS sekarang. Berkat kepiawaiannya dalam berbisnis, Papa Nova berandil besar meyakinkan publik AS untuk memilih presiden saat ini. Kharisma Papa Nova memancar jauh ke berbagai belahan dunia. Seorang aktris kenamaan Hollywood saja begitu kesengsem dengan sosok lelaki yang satu ini. Bahkan saking nge-fans-nya, ia tak ragu-ragu memajang foto Papa Nova di dinding kamar mandinya. Berharap suatu saat Papa Nova meliriknya, dan diajak main dalam pembuatan ulang film "Pengkhianatan G 30 S/PKI".

Setiap jengkal area parkir rumah sakit penuh dengan bunga. Nova nampak kelelahan mengatur karangan bunga simpatisan Papa Nova. Kalau setiap karangan bunga menghabiskan dana sebesar 350 ribu rupiah, berarti ada ratusan juta rupiah terbuang untuk bunga yang kelak satu atau dua hari hanya menyisakan tumpukan sampah.

"Mudah-mudahan semuanya berangkat dari kantong pribadi, bukan hasil manipulasi dana masyarakat," pikir Nova.

Papa Nova sudah jauh terlampau kaya untuk mengambil uang recehan, meskipun kepemilikan mayoritas saham perusahaan dimiliki publik. Untuk apa Papa korupsi? Sekaliber Presiden AS dan selebritis Hollywood ada bisa ia beli. Kenapa mesti bersusah payah mengambil uang dari kantong sendiri lalu dituduh manipulasi?

Lalu kenapa Papa mesti sakit?

"Papa tidak sakit, Nova. Papa hanya butuh ruang untuk menenangkan diri. Dan satu-satunya tempat yang paling tepat untuk bersembunyi dari tuntutan dan kejaran publik adalah rumah sakit," begitu kata Papa, menghibur Nova. "Bagaimana mungkin Papa mengklarifikasi semua tuduhan kepada orang per orang dalam setiap waktu? Mending kalau cuma dua atau tiga orang, ini jutaan orang! Habislah waktu, tenaga, dan ketenangan di rumah. Biarkan pengadilan yang bicara. Biarkan pengadilan yang mengungkap segalanya. Papa tidak bersalah."

"Kalau mesti bersembunyi berarti Papa tidak berani," tukas Nova, dengan nada kesal.

"Kalau Papa tidak berani, mana mungkin Papa tunjukkan foto Papa di ruangan ini? Alamat rumah sakit di mana Papa dirawat jelas koq. Siapa saja bisa datang ke sini. Bahkan Pemimpin Korea Utara saja tahu keberadaan Papa. Tidak ada rahasia. Inilah Papa, Nova. Masih tetap Papa yang dulu, apa adanya. Butuh keberanian untuk memposting foto keadaan diri ini di tengah spekulasi opini yang simpang siur dan cenderung memojokkan Papa. Inilah kejelasan, sejatinya. Seorang pemimpin itu harus jelas."

"Jadi, Papa akan terus menjadi pemimpin?"

"Tentu saja. Seorang pemimpin harus kuat dan bertanggung jawab. Menyerah berarti kalah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun