Mohon tunggu...
Junius Fernando Saragih
Junius Fernando Saragih Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang pencari makna dalam setiap hal yang akan dilakukannya. Sangat ingin menjadi penulis dan bermakna bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menanti Wacana Kesejahteraan Sosial Capres-Cawapres

5 September 2018   13:48 Diperbarui: 17 September 2018   12:23 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Persoalan lain yang patut diperhatikan oleh presiden terpilih adalah terkait pemenuhan kebutuhan dasar warga negaranya. Karena salah satu indikator kesejahteraan sosial adalah sejauh mana warga negara mampu memenuhi kebutuhan dasar.

Tidak bisa dipungkiri bahwa daya beli masyarakat ikut terpengaruh akibat melemahnya rupiah terhadap nilai dollar AS. Secara tidak langsung, banyak dunia usaha yang mengandalkan impor, menurun penghasilannya, alhasil berujung pada pengurangan tenaga kerja.

Sementara dampaknya yang secara langsung berakibat pada tingginya harga bahan pokok. Sebagaimana kita ketahui tidak sedikit bahan pokok kita berasal dari impor. Situasi seperti ini tentu mempengaruhi kemampuan warga negara dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

Satu lagi tantangan presiden terpilih yang idealnya sudah mengantongi blue print terkait sistem pengembangan kesejahteraan sosial termutakhir dan berkelanjutan. Seyogyanya, seorang calon presiden mampu merencanakan tahapan-tahapan dalam meningkatkan kesejahteraan warga negaranya.

Mereka diharapkan mampu menentukan arah kebijakan sosial yang  sangat erat kaitannya dengan nasib mayoritas warga negara. Mayoritas warga negara ini adalah penentu siapa yang akan menjadi presiden terpilih.

Terakhir, hemat penulis kemampuan calon presiden dalam menawarkan solusi di tengah persoalan ekonomi dunia adalah tantangan paling nyata yang harus dijawab dalam perhelatan pilpres saat ini. Alangkah memalukan bila kampanye capres dan cawapres masih penuh dengan isu SARA dan HOAX. Kini saatnya menawarkan program dengan inovasi terbaru maupun program tandingan yang menggugah rasa kepercayaan rakyat untuk menyerahkan hak suaranya.

*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana

Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun