Mohon tunggu...
Gelar S. Ramdhani
Gelar S. Ramdhani Mohon Tunggu... Penulis -

Mari berkunjung ke website pribadi saya www.gelarsramdhani.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Identifikasi Korban SSJ 100, Mengapa Perlu Data Gigi?

11 Mei 2012   15:41 Diperbarui: 9 Agustus 2018   14:59 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Model Studi Cetakan Gigi Manusia (sumber gambar: nisamasan.wordpress.com)

Oleh: Gelar S. Ramdhani

Hari ini (Jumat 11/05) media masih cukup hangat memberitakan seputar kecelakaan Pesawat Sukhoi Super Jet 100 (SSJ 100), begitupun pula dengan masyarakat, di tempat makan, di kampus, di kantor dan di tempat-tempat lainnya cukup hangat pembicaraan seputar SSJ 100. Kemarin media memberitakan bahwa tim Disaster Victim Identification (DVI) membutuhkan data Ante Mortem (data diri sebelum seseorang meninggal) para korban pesawat Sukhoi, salah satu tujuannya adalah untuk kepentingan identifikasi korban.

Ada sesuatu yang menarik dari pemberitaan media, tim DVI membutuhkan data gigi para korban. banyak masyarakat yang bertanya-tanya, mengapa data gigi dibutuhkan dalam kepentingan identifikasi? padahal gigi termasuk organ tubuh paling kecil dan secara awam sulit dibedakan antara gigi seseorang dengan orang lainnya.

Jika dikaji menurut disiplin ilmu kedokteran gigi, dalam proses identifikasi seseorang gigi mempunyai pernanan penting. Mengapa? gigi meskipun tergolong organ tubuh manusia yang kecil, akan tetapi untuk anda ketahui bahwa gigi termasuk organ tubuh paling kuat (terutama bagian mahkota). Terbukti pada saat tragedi bom Bali beberapa tahun silam, saat tubuh korban tidak bisa dilakukan identfikasi akan tetapi tim identifikasi berhasil melakukan identikasi melalui gigi geligi korban.

Pendapat mengenai struktur gigi seseorang dengan orang lain sulit dibedakan, adalah suatu pendapat yang keliru. Menurut ilmu kedokteran gigi setiap individu memiliki karakteristik bentuk, susunan, jumlah gigi yang bervariasi. Nah, dari sinilah para tim DVI bisa melakukan identifikasi, apalagi jika didukung dengan data odontogram (gambaran gigi seseorang) yang lengkap dan akurat sebelum meninggal, maka akan lebih mempermudah proses identifikasi. Misalnya saja seseorang pernah dicetak rahangnya oleh dokter gigi tidak lama sebelum meninggal atau menjadi korban suatu tragedi, maka hasil cetakan rahang tersebut dapat membatu identifikasi.

Gambar tersebut adalah gambar cetakan positif rahang atas manusia, atau bahasa lainnya adalah replika gigi geligi seseorang hasil cetakan dengan menggunakan dental material tertentu. Dengan adanya cetakan rahang tersebut tim identikasi bisa dengan mudah melakukan identifikasi, dengan cara membandingkan apa yang terlihat dalam gigi asli (korban) dengan cetakan positif.

Akan tetapi metode-metode identifikasi melalui gigi, bukan hanya dengan menggunakan metode cetakan rahang saja, masih banyak metode-metode yang lainnya, yang jelas sekali lagi gigi merupakan struktur keras, unik, dan variatif jadi sangat mudah jika dijadikan guide dalam melakukan identifikasi.

Seringkali kita mendengar istilah Forensik Odontologi, istilah Forensik Odontologi sendiri adalah bagian dari Ilmu kedokteran Gigi dasar yang diterapkan sebagai salah satu landasan administratif hukum dan kepentingan peradilan (Nurtami Soedarsono, 2008). Salah satu bentuk kongkrit dari implementasi ilmu forensik odontologi adalah identifikasi korban bencana atau kecelakaan.

Akhir kata, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa ini, semoga para korban yang meninggal dunia dapat diterima di sisiNya, para keluarga yang ditinggalkan dapat diberikan ketabahan, dan serta semoga kejadian serupa tidak terulang.

------------------------------------------------

Apabila anda ingin bersilaturahmi dengan penulis, silahkan bisa melalui:

------------------------------------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun