[caption caption="Workshop RKPA Bappeda Aceh (twitter:@rachmadyuliadi)"][/caption]
JAKARTA-GEMPOL, Pemerintah Aceh kembali membuat prioritas kerja. Dalam Rancangan Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) 2017 terlihat berbagai isu strategis. Beberapa usulan penggunaan dana otsus bagi penyelesaian kasus narkoba yang melanda generasi muda Aceh.
Saat ini 75 persen orang ditahan di lapas Aceh karena kasus narkoba. Aceh sudah darurat narkoba dan jangan tunggu generasi muda Aceh lainnya menjadi generasi gila.
BAPPEDA Aceh mengadakan acara workshop Konsultasi Publik terhadap penyusunan Rancangan Awal Rancangan Kerja Pemerintah Aceh (RKPA) 2017 di aula BAPPEDA, Banda Aceh, Senin (28/03/2016).
Hadir berbagai dinas terkait, LSM, Organisasi masyarakat, serta jurnalis dan tamu penting lainnya.
Economic rebound belum diikuti dengan perbaikan pada indikator kualitas pembangunan ekonomi. Ketimpangan antar kabupaten/kota di Aceh makin rendah disebabkan oleh peranan minyak dan gas bumi terhadap ekonomi Aceh terus mengecil.
Ketimpangan wilayah di Aceh mempunyai karakteristik ketimpangan kota-kabupaten. ketimpangan antar kelompok pendapatan mengalami peningkatan meskipun masih berada di bawah angka nasional.
Ekonomi dunia baik negara maju dan berkembang mengalami rebound. Rebalancing Ekonomi China dapat mempengaruhi permintaan global dan harga komonitas.
Eksternalitas positif perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan Aceh. Sedangkan eksternalitas negatif perlu diantisipasi agar dampak negatif dapat diminimalisir.
Penerapan pelabuhan Malahayati sebagai salah satu 24 pelabuhan strategis (TOL LAUT), kebijakan Transfer Fiskal ke daerah, dana desa (2016) sebesar Rp 3,829 Trilyun dan rata-rata desa dapat Rp 600 Juta.
Prioritas pembangunan:
1. Reformasi birokrasi dan tata kelola
2. Keberlanjutan perdamaian
3. Dinul islam, sosial, adat dan budaya
4. Ketahanan pangan dan nilai tambah
5. Penanggulangan kemiskinan
6. Pendidikan
7. kesehatan
8. Infrastruktur yang terintegrasi
9. Sumber daya alam berkelanjutan
10. Lingkungan hidup dan kebencanaan
Dalam program dan kegiatan prioritas pada RAPBN tahun 2016, Pemerintah Aceh mengusulkan untuk dana sektoral (infrastruktur jalan dan jembatan, irigasi dan pelabuhan laut), melalui sistem e-musrenbang sebesar Rp 25 Trilyun lebih.
Alokasi anggaran untuk pengembangan nilai budaya sebesar Rp 2,1 Trilyun (2016), rencana Rp 2,5 Trilyun (2017). Sarana dan prasarana kebudayaan Rp 750 Milyar (2016), rencana Rp 1 Trilyun (2017).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H