JAKARTA-GEMPOL, Sejumlah tokoh agama internasional mendatangi kantor KPK di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Dengan didampingi Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi, para tokoh agama tersebut ingin mengetahui seluk beluk KPK. Mereka diterima langsung oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, pada hari Rabu, 27 Februari 2013.
Kunjungan ini terkait dengan acara Konferensi Pemimpin Agama Muslim-Kristen Asia (The Conference of Muslim-Christians Religious Leaders of Asia).
Konferensi yang bertemakan "Bringing A Common Word to Common Action for Justice" tersebut digelar International Conference of Islamic Scholars (ICIS) bekerja sama dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) serta didukung oleh Federation of Asian Bhisop Conference (FABC) dan Christian Conference of Asia (CCA).
Anggota konferensi ini ingin mengunjungi, ingin mengetahui secara umum bagaimana KPK dan fungsinya di Indonesia.
Disini turut hadir sekitar 30 orang tokoh agama dari 16 negara. Mereka ingin mengetahui tentang lembaga yang bertugas memberantas korupsi di Indonesia tersebut.
Kedatangan para tokoh agama Internasional ke kantor KPK menunjukan bahwa lembaga yang dipimpin oleh Abraham Samad itu mendapat perhatian dari dunia internasional.
Dengan mengunjungi KPK langsung, Hasyim mengharapkan tokoh-tokoh agama tersebut dapat menemukan apa yang mereka ingin ketahui.
Para tokoh lintas agama se-Asia mengapresiasi semangat antikorupsi di Indonesia. Kunjungan ke markas KPK, digunakan para tokoh agama untuk mempelajari strategi pemberantasan korupsi yang diterapkan oleh KPK.
Mereka belajar untuk pemberantasan korupsi, masalah korupsi tidak bisa diselesaikan secara agama. Oleh karenanya, negara-negara di Asia sepatutnya memiliki lembaga penegak hukum seperti KPK. Mereka merasa bahwa pekerjaan KPK bisa menjadi contoh negara Asia.
Pertemuan dengan tokoh lintas agama dari 16 negara Asia ini sangat hangat karena banyak sekali negara-negara berkembang di Asia yang memiliki permasalahan yang sama dengan Indonesia tentang korupsi, kriminalitas, dan kebijakan publik.
Ketua KPK juga menyampaikan strategi dan prioritas KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi, juga terkait penahanan tokoh-tokoh politik yang terlibat korupsi.
Titik-titik yang diprioritaskan adalah titik-titik yang menyangkut kehidupan bernegara secara vital, baik di bidang politik, hubungan dengan penguasa, ketahanan pangan, dan sebagainya.
Model KPK seperti ini akan ditiru oleh negara lain dalam pemberantasan korupsi.Semoga korupsi tidak ada lagi terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H