JAKARTA-GEMPOL, Beberapa waktu yang lalu ketika terjadi peristiwa yang memilukan, penarikan dan penyeretan oleh satpam Pacific Palace kepada seorang Jurnalis Online, hari Selasa siang , 13 November 2012 , jam 12:15-15:45 WIB.
Saat itu saya sedang survei terkait orang-orang dan Satpam yang ada di mall dan Hotel The Ritz Carlton, setelah melaksanakan shalat dzuhur sambil menanti mengikuti seminar KEN.
Pada Media Sosial Facebook pada maka Satpam Pacific Palace dan Satpan Hotel The Ritz Calton masuk kategori daftar hitam.
Dari lantai 4 depan Ballroom Hotel The Ritz Carlton, peristiwa itu terjadi hingga ke lobby Pacific Palace. Satpam menghalangi tugas seorang jurnalis untuk meliput, "Maaf saya ada acara/liputan lain, tolong jangan tarik-tarik tangan saya,"ujar Rachmad Yuliadi Nasir, jurnalis online kabarindonesia dan penulis online lainnya serta Presiden Masa Depan versi MEDITASI.
"Kalian satpam Jangan Kurang Ajar," jeritan saya cukup keras sebanyak dua kali, lain kali saya teriak, mall ini akan hancur berantakan.
Dari lobby langsung di tarik dan di seret ke basement P3, di lobby ramai orang melihat, mereka tertawa Presiden Masa Depan kok di seret-seret, di markas satpam, sempat protes kepada petugas di sana bahwa Satpam Pacific Palace sangat keterlaluan.
Satpam ini sempat mengancam akan menginjak-injak "Presiden Masa depan" sebanyak 10 kali ancaman.
Datang perwira polisi pangkat kapten dan seorang dari Kodim. Mereka tanya asal dari mana, "ACEH", ada 2 orang brimob membawa senjata di dadanya. Brimob itu berkata sambil marah,"Dimana kamu di ACEH, SABANG...jawab saya," kemudian brimob itu berkata,"Saya 7 tahun di ACEH," mengapa marah-marah, heran. Harusnya satpam itu yang di marahin dan di hukum berat.
Perintah kapten polisi tasnya sudah di X Ray, sudah di pintu masuk, disuruh geledah dan kamu nanti di bawa ke polsek untuk di periksa lalu di limpahkan ke Polda. Coba kalian chek website saya, mana komputer atau HP kalian yang bisa Internet. Satpam buka website saya, benarkan ada tulisan saya.
Dia suruh buka facebook dan email, di ancam kamu mau di injak-injak kata satpam itu, tangan saya di tekan hingga merah-merah.
Mana badan lemas, sudah berhari-hari tidak makan. kamu di bayar berapa menulis di website, tidak ada bayaran. "kamu jadi wartawan kok miskin sekali, tidak punya uang ya," kata satpam itu.
Facebook saya buka dan email tidak mau...tidak ada polisi disitu yang melihat, tadi saat website terbuka dan buka facebook ada polisi dan ramai orang di ruang sebelah. Beberapa kali sikap satpam, Polisi,TNI yang kurang menyenangkan.
Mereka buka tas saya dan berantakan jadinya, di dalamnya ada UUD 1945 dan UU MKRI (Mahkamah Konstitusi), ada sumpah Presiden di dalammnya pasal 9, satpam itu taruh buku saku UU ini asal saja.
Di dalam tas ada surat kematian orang tua saya, DRS.M.NASIR, Asisten II Walikota Sabang. Kapten polisi dan orang Kodim pucat lalu mereka keluar ruangan. Nanti kalau sudah selesai periksa baru lapor.
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SABANG
SURAT PERNYATAAN TENTANG PENGAWAI NEGERI SIPIL YANG HILANG
NOMOR : 800/1892
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1.Nama                 : H.Bustari Mansyur
2.NRPÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 24059
3.Pangkat              : Kolonel CKU
4.Jabatan              : Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Sabang
dengan ini menyatakan bahwa:
5.Nama                   : Drs.M.Nasir
6.NIPÂ Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â : 010044479
7.Pangkat Gol/Ruang : Pembina,IV/a
8.Jabatan                : Asisten Administrasi Pembangunan Sekteraris Kotamadya Daerah Tk.II Sabang
9.Unit Organisasi      : Sekretariat kotamadya Daerah Tingkat II Sabang
10.Alamat rumah     : Jl.Tgk.Chik Ditiro kel.Kota Atas kec.Sukakarya Sabang
berdasarkan berita acara/surat keterangan dari Polri Daerah Istimewa Aceh Resort Sabang Nomor Pol : SK/02/VIII/1996 tanggal 7 Agustus 1996 dinyatakan hilang sejak tanggal 19 Januari 1996, dalam musibah KMP.Gurita.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Sabang, 14 Agustus 1996
WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SABANG
ttd
H.BUSTARI MANSYUR
Catatan saya di foto kopi semuanya, tas berantakan," Ayo mana catatan saya dan barang-barang saya lainnya, test pack mana?
Dipindahkan ke ruangan lainnya, markas Brimob, ada 5 orang, mau duduk disitu di marahin, sana duduknya, tas dibuka lagi di geledah dan di foto copi. Diruangan ini satpam dan Brimob juga kurang menyenangkan sikapnya.
Sidini mereka buka tas saya dan berantakan jadinya, di dalamnya ada UUD 1945 dan UU MKRI (Mahkamah Konstitusi), ada sumpah Presiden di dalammnya pasal 9, satpam itu taruh buku saku UU ini asal saja. Beberapa catatan ada yang di foto kopi lagi, datang intel lainnya asik foto-foto.
Polisi/brimob baca catatan saya, ada sumpah Presiden dan catatan mediatasi tentang Presiden Masa Depan.
Sumpah Presiden, dia membaca sambil tertawa dan sinis:
"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa."
Kamu mau menjadi Presiden? ha..ha..ha.. bagusnya kamu menjadi wartawan tata boga saja.
Ada beberapa hasil meditasi yang belum di publish untuk umum, termasuk perang dunia ketiga, orang-orang yang percaya tentang Presiden Masa Depan.
Semuanya selesai jam 15:45 WIB, keluar dari lobby, satpam yang menarik saya dari atas di depan eskalator pucat sekali, Dia berkata,"Presiden Masa Depan". Brimob mengikuti dari belakang membawa senjata dua orang, "kamu pulang naik apa, malas saya menjawabnya, hanya jari telunjuk di bibir saya (tutup mulut)". Saya mau shalat Ashar di atas pada lantai 2, " Boleh tidak," kata saya. "Tidak boleh...keluar sana," kata Brimob itu.
Diluar lobby setelah saya berjalan, Satpam di situ marahin Brimob ini, kalian keterlaluan, Dia itu survei Satpam tahu...Dia sering kemari. Brimob itu heran, jadi Dia bisa menerawang!
Hasil riset dari ADI-PPM (Pemerhati Public & Media), kesimpulannya adalah : Semua Satpam dan karyawan Pacific Palace, Satpam dan karyawan Hotel The Ritz Carlton serta TNI/Polri yang bertugas di situ bagusnya di pecat seluruhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H