Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Money

Supaya Tidak Terjadi Krisis Tahu/Tempe, Harga Kedelai Diharapkan pada Level Rp 8.000/Kg

12 September 2012   06:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:35 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

JAKARTA-GEMPOL, Sangat ironis, negara agraris seperti Indonesia masih bisa krisis kedelai. Beberapa tempat yang lalu terjadi kekosongan tempe dan tahu. Para perajin/pembuat tahu dan tempe mogok kerja dan melakukan sweping di pasar-pasar atas produk tersebut. Krisis ini di akibatkan oleh kemarau panjang di benua Amerika sebagai produsen dan gagal panen.

Harga pasaran kedelai di Indonesia ikut-ikutan naik lebih 100 persen, otomatis petani menjerit. Ibu-ibu tentu saja kebingungan karena tiba-tiba saja tempe dan tahu hilang dari pasaran beberapa waktu yang lalu.

Tahu dan tempe memang menjadi alternatif termurah kaum ibu untuk memenuhi gizi keluarga mereka. Tahu dan tempe dianggap menjadi penolong bagi kaum ibu, terutama di saat harga-harga bahan pokok melonjak seperti puasa saat ini. Komposisi gizi yang lengkap dengan harga yang relatif terjangkau ini membuat tempe dan tahu jadi bahan masakan favorit.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemdag  dalam Permendag tata niaga kedelai akan mengatur  siapa saja yang boleh melakukan impor, apa saja kewajiban importir untuk menjaga stabilitas harga, termasuk kepastian harga beli serta pasokan bagi perajin tahu dan tempe.

Selain itu juga akan mengatur soal kepastian harga jual yang layak bagi petani atau HPP, sehingga mereka bergairah untuk menanam kedelai di lahannya.

Tata niaga kedelai termasuk salah topik yang menjadi masuk dalam revitalisasi Bulog sebagai badan penyangga pangan strategis. Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang akan ditangani Bulog.

Saat ribuan produsen tempe dan tahu mogok kerja. Mereka menuntut pemerintah mengambil alih tata niaga kedelai agar dapat membantu para produsen perajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai yang lebih murah. Terhitung bulan Mei 2012, harga kedelai sudah mencapai Rp 8.200 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 5.500 per kilogram.

Tim perumus dari pemerintah sedang bekerja untuk mengkaji terkait perluasan peran dan fungsi Bulog dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Nantinya kedelai, gula, daging, jagung dan beras akan diurus Bulog.

HPP yang sesuai pastinya bakal memberi semangat bagi petani lebih perioritaskan menanam kedelai yang saat ini sedang krisis produksi dalam negeri, harga yang cocok bagi petani di kisaran Rp 8.000 per kilogram.

HPP kedelai yang ditetapkan pemerintah harus merupakan harga stabil bagi petani. HPP yang tepat di kisaran Rp 7.000 - Rp 8.000 per kilogram. Ketika panen satu tahun lalu, petani kedelai cuma dihargai sekitar Rp 4.500 - Rp 6.000 per kilo gram.

Dalam 113,40 gram tempe terkandung banyak nutrisi yang menguntungkan tubuh, antara lain, mangan (73 %), protein (41,2%), tembaga ( 30,5%), fosfor (28,6%), vitamin B2 (23,5%), magnesium (21,8%) kalori (12%).

Manfaat tempe antara lain: Protein Setara Daging, Sehat Untuk Jantung, Menstabilkan Gula Darah di Tingkat Sehat, Mencegah Kanker.

Serat dalam tempe tak hanya berguna memperbaiki kerja usus, tetapi juga mengikat racun penyebab kanker dan membuangnya dari dalam tubuh. Racun yang telah diikat tersebut tidak dapat merusak sel-sel usus besar. Tempe yang kaya serat dapat mengurangi risiko kanker usus besar.

Tak hanya menurunkan risiko kanker usus besar, tempe juga menurunkan risiko kanker payudara. Bagi pria, isoflavon yang terkandung secara alami dalam kedelai dapat menurunkan risiko kanker prostat pada pria.

Anda ingin sehat, sering-seringlah mengonsumsi makanan dari tahu dan tempe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun