Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Sampai Salah Minum Obat

29 April 2012   19:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:57 1373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

JAKARTA-GEMPOL, Perubahan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan sebagian besar orang menjadi sakit. Ada yang berobat secara herbal dan ada juga yang berobat ke dokter. Obat-obatan dari luar negeri beredar seperti jamur di musim hujan dan belum tentu memenuhi standar kesehatan yang di keluarkan oleh pemerintah.

Obat palsu yang beredar di Jakarta dan Surabaya tercatat sebanyak 3,5 persen, Kendati angka peredaran masih rendah, namun pembelian obat palsu tetap membahayakan kesehatan masyarakat.

Banyak anggota masyarakat yang tanpa sadar mengkonsumsi obat palsu untuk mengobati penyakit yang mereka derita. Akibatnya bertentangan dengan hasil yang diharapkan, karena obat palsu tidak hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan yang mengkonsumsinya, namun bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Penggunaan obat-obatan herbal di Indonesia kini sudah berkembang sangat bagus, baik dari segi khasiat, bentuk yang semakin modern, maupun proses pembuatan yang menggunakan teknologi mutakhir.

Data penelitian 87 persen pengguna obat-obatan herbal mengakui bahwa jenis obat tersebut berkhasiat. Sementara, hasil riset kesehatan bahwa 54 persen masyarakat Indonesia menggunakan jamu. Dari pengguna jamu itu, 95 persen mengakui ada manfaatnya.

Secara sosiokultural jamu dipakai masyarakat dan sudah turun-temurun terbukti ada manfaatnya. Selain itu adanya fenomena back to nature ikut mendorong masyarakat untuk memilih jamu. Di samping masyarakat juga merasakan semakin mahalnya harga obat, ditambah perilaku over medikalisasi dokter.

Saat ini sudah ada 12 rumah sakit yang dipakai untuk penelitian herbal dan bakal dikembangkan lagi menjadi 20 rumah sakit.

Ada banyak kebaikan yang didapat dari obat herbal. Di antaranya tidak menimbulkan efek samping dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Satu hal lagi, obat herbal juga dipastikan bebas zat kimia karena bahan dasarnya adalah tanaman dan diolah dengan cara-cara yang ”baik”.

Mantan presiden RI-4, yaitu yang terkenal dengan nama Gusdur kok bisa salah minum obat dan harus berangkat keluar negeri menuju Amerika Serikat untuk berobat,padahal beliau di kelilingi para dokter yang ahli di bidangnya.

Walaupun semua obat itu manjur, patut di ingat penggunaan dosis yang tepat dan harus habis meminum obatnya sesuai resep dokter.

Agar supaya Anda tidak keracunan, maka jangan sekali-sekali meminum obat bahan kimia secara bersamaan dengan obat herbal, bisa-bisa Anda nanti keracunan dan penyakit yang diderita tidak sembuh-sembuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun