Mohon tunggu...
Rachmad Gempol
Rachmad Gempol Mohon Tunggu... -

RACHMAD YULIADI NASIR, Jurnalis Independent. Mesjid Deah Bitay Aceh Turkiye Jl.Teungku Di Bitay No.1\r\nBitay Jaya Baru Banda Aceh 23235. SMS: 088260020123\r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sabang: Refleksi 19 Tahun Tenggelamnya Kapal KMP Gurita

21 Januari 2015   00:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:43 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-GEMPOL,Waktu terus berlalu dan kini Waktu yang sama telah datang kembali. Kita ketahui bersama bahwa pada hari Jumat, 19 Januari 1996, Kapal KMP Gurita yang melayari rute pelabuhan Malahayati Aceh Besar dan pelabuhan Balohan Sabang telah tenggelam.

Kapal KMP Gurita dikhabarkan hanya mengangkut 210 orang penumpang, ternyata hasil resmi investigasi menunjukan angka yang berbeda. Daftar manifest hanya bohong belaka.

Data yang berhasil terhimpun menunjukan 40 Orang penumpang berhasil diselamatkan, 54 orang penumpang ditemukan meninggal dunia dan 284 orang lainnya hilang untuk selama-lamanya didasar laut.Hal ini juga termasuk kedua orang tuaku Drs. M.Nasir Asisten II Walikota Sabang beserta istri di dasar laut yang dalamnya 385-400 meter.

Pemerintah harus membangun tugu nama-nama korban Kapal KMP Gurita di pelabuhan balohan Sabang dan diharapkan pada peringatan 20 tahun Kapal KMP Gurita tenggelam pada tanggal 19 Januari 2016, maka tugu nama-nama korban Kapal KMP Gurita sudah selesai dibangun.

Pada hari Senin, 19 Januari 2015 adalah tepat waktunya 19 tahun tenggelamnya kapal KMP Gurita di Sabang. Ini merupakan salah satu musibah yang besar bagi rakyat sabang Aceh dan merupakan bencana nasonal pada awal tahun 1996.

Sudah 19 tahun kedua orang tuaku hilang untuk selama-lamanya di dasar laut yang dalam di teluk balohan Sabang. Bila ada orang yang bilang angka 210 orang korban Kapal KMP Gurita ternyata palsu belaka.

Tidak tanggung-tanggung hampir 400 orang penumpang yang dibawanya, rupanya ada 378 orang penumpang yang ikut berlayar pada malam naas tersebut. Sebanyak 284 orang penumpang hilang di dasar laut. Kedua orang tuaku sudah dicari tidak dapat-dapat dan kuburan gaibnya ada di dasar palung teluk Balohan.

Dalam daftar manifest penumpang hanya tercatat 210 orang penumpangnya tetapi ternyata ada banyak kejanggalan. Dari hasil investigasi ternyata kapal KMP Gurita sudah overload. Dari 54 korban tewas, menurut data 38 di antaranya tak tercantum di manifest. Dan dari 40 yang selamat, 27 tak tercantum namanya tetapi ikut berlayar juga.

Saat itu kapal berangkat dari pelabuhan Malahayati pada pukul 18:45 WIB dan diperkirakan pada pukul 20:45 WIB, kapal KMP Gurita tiba di pelabuhan Balohan Sabang.

Takdir Allah SWT berkata lain,”KUN FAYAKUUN” maka tenggelamlah kapal KMP Gurita pada hari Jumat, 19 Januari 1996, pukul 20:30 WIB, di tengah kegelapan malam, ombak dan angin yang kencang.

Atas takdir Allah SWT bahwa diriku masih diberi umur panjang dan bisa bernafas kembali hingga 19 tahun lamanya hingga hari ini. Syukur Alhamdullilah Yaa Rabbi...Engkau telah memberi kepadaku umur yang panjang hingga detik ini.

Rute kapal fery sekarang adalah pelabuhan balohan Sabang dan pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh dan dilayari oleh kapal KMP BRR. Sabang perlu 3 buah kapal sejenis kapal KMP BRR. Jangan dikasih kapal kecil sekelas kapal KMP Papuyu (kapal bebek, kecil dan lambat sekali) bisa 3 jam lamanya pelayaran.Bila ombak besar siap-siap saja dipermainkan oleh gelombang.

Apalagi saat musim liburan, hari-hari akhir pekan Jumat, Sabtu, Minggu, Senin, banyak sekali warga dan turis yang hilir mudik dari Sabang ke Banda Aceh dan sebaliknya.

Aturan keselamatan pelayaran harus tetap diperhatikan. Masih adanya calo-calo tiket yang berkeliaran di pelabuhan baik di pelabuhan balohan Sabang maupun di pelabuhan Ulee Lheu Banda Aceh. Ini harus ditertibkan karena banyak penumpang yang tidak masuk dalam daftar manifest. Bila sudah terjadi musibah baru semua orang pada ribut.

Untuk mengenang tragedi 19 tahun korban Kapal KMP Gurita maka Saya menjalani "Program Tidak Makan Nasi Selama Satu Tahun" terhitung tanggal 19 Januari 2015,dini hari jam 00:00 WIB, hingga tanggal 19 Januari 2016, jam 23:59 WIB.

Seperti biasanya setiap tanggal 19 Januari maka diriku selalu berdoa dan berzikir untuk kedua orang tuaku dan untuk semua korban kapal kapal KMP Gurita di Sabang.

Bagi semua korban kapal KMP Gurita, marilah kita berdoa semoga arwah dan amal ibadahnya diterima oleh ALLAH SWT…Alfatihah…7X…Amin…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun