Ini tjeritera lain tentang sang setap pentri bernama Soekaspo. Kalaulah nanti tjeritera ini tiada mengocok perut pembaca ya haraplah dipermaklum, namanya saja tjeritera ndak niat.
Gagal dalam debut perdananya, The Jenkster tiada berputus asa. Mereka mengatur strategi agar para pendengar tidak pingsan akibat histeris mendengar eh menikmati aroma mereka.
Abang Uda : Tenang Po, biasalah itu dalam perjuangan. Yang penting cemungudh eh maksudnya semangat ! Toh ditolak tak selalu berarti diterima *Lha? Pada bae kang*
Soekaspo : Tapi itu Bang, bukannya dapet duid ndak malah disuruh mbayari rumah sakit. Untung kemaren kita bisa kabur dari setapsiun. Trus gimana mbesok kita caranya ngamen?
Abang Uda : Tenang Po *sok yakin* besok kita ngamen di lapangan saja, yang banyak anginnya. Tak apalah masuk angin sikit, nanti kita karaoke eh kerokan bareng.
Soekaspo : Lapangan mana tho? Adanya cuman lapangan sekolahnya bu Dinces. Lha bu Dinces kan meditnya overdosis.
Abang Uda : Tenang, percayakan pada Abang Uda. Masalah Bu Dinces beresss, Abang sudah suap pake nomer hengpon si Emas 24 Jam eh Karat.
Soekaspo : Lho si Emas kan ndak punya hengpon? Kan masih pake peijer kayak mas JePe.
Abang Uda : Aahhhh tenanglaaahh, bu Dinces mana tau itu. Yang Abang kasi, nomer hengpon punya pulisi gadungan dari sumur Natuna. Menyamar jadi Jimes Bon pun dia bisa. Menyamar jadi mister Bin, lulus sudah. Apalagi kalo cuma jadi si Emas. Kecil lah itu hahahhahahah
Esok harinya, mereka pun bersiap - siap. Sambil bersiul - siul mereka pun menuju ke lapangan depan sekolah Bu Dinces. Tak sabar rasanya menunggu bunyi bel buruh pabrik tanda ngistirahat. Dueng dueng duenggg..... demikian bunyi velg gilingan yang beradu dengan pentungan sakti milik Pak Bon. Langsung saja suasana menjadi riuh rendah oleh teriakan anak - anak sekolah yang sudah setengah udunan menunggu jam istirahat.
"Ayo Po, saatnya kita beraksi", ajak Abang Uda. "Tarik maaaangg", balas Soekaspo. "Jreeeenggg jreeenggg yeeaaaaahhh okeh beibeh, ini lagu pertama dari kami. Yeeeaahhh yang di pojok sanaaahhh angkat tangannya. Yang di belakang sana goyaaaangg", teriak Abang Uda penuh semangat.