Pohgading termasuk desa tua di pulau Lombok, usianya hampir sama dengan desa Apitaik, Pringgabaya, Mamben, Batukliang dll.
Nama Pohgading sering di sebut dalam beberapa babad, salah satunya adalah babad Sakra. Babad Sakra sendiri adalah babad yang menceritakan tentang perang Sakra. Perang Sakra terjadi pada tahun 1824 s.d 1828, melibatkan kedatuan Sakra dengan Singasari Sasak (Karangasem Sasak).
Wilayah Lombok bagian timur sendiri, termasuk Pohgading pada masa itu hampir secara keseluruhan di bawah kendali pemerintahan beberapa kerajaan Bali Lombok. Ada empat kekuatan Bali Lombok yang cukup besar pada masa itu, yaitu, Pagesangan, Pagutan, Karangasem Sasak (Singasari Sasak) dan Mataram. Dan masing masing kerajaan ini mempunyai daerah kekuasaan sendiri sendiri.
Pada perang Sakra ini, empat kerajaan Bali (Pagutan, Pagesangan, Singasari Sasak dan Mataram) bersatu menghadapi Sakra. Sedangkan Sakra sendiri mendapatkan bantuan dari beberapa desa yang ada di wilayah Lombok bagian timur.
Pada saat Sakra bergejolak, desa desa di wilayah timur Lombok pun ikut bergejolak. Tidak terkecuali Pohgading.
Babad Sakra pada pupuh 851 s.d 852 dan pupuh 864 s.d 866, menyebutkan, Â di Pohgading berkuasa seorang Bali dari golongan praratu bernama Made Belosok. Ia adalah perwakilan Bali yang bertugas di Pohgading. Perwakilan Bali ini biasanya bertugas memungut pajak.
Selanjutnya diceritakan, dua orang Pohgading bernama Jro Rais dan Jro Inarsa menghadap kepada Made Belosok. Dua orang ini menceritakan kalau Sakra sudah mulai berperang melawan Singasari Sasak, mendengar hal tersebut, keluarlah tai (kotoran) Made Belosok saking takutnya, dan seketika itu pula ia menghambur keluar dari rumahnya.
Ternyata, di depan rumahnya sudah menunggu orang orang Pohgading dengan persenjataan lengkap. Tanpa ampun, dengan menggunakan tombak bergagang pendek, salah satu orang Pohgading menombak dada Made Belosok.
Mengenai kematian Made Belosok ini. Salah satu versi menyebut, Made Belosok terlebih dahulu berduel dengan Jro Rais sebelum akhirnya kalah dan tewas.
Berita tewasnya Made Belosok sampai ke telinga orang orang Swela. Komunitas Bali dulu banyak tinggal di Swela. Khawatir mereka menjadi sasaran pasukan Pohgading selanjutnya. Ramai ramai mereka mengungsi ke Pringgabaya.
Di Pringgabaya sendiri, berkuasa seorang praratu bernama Komang Gredek. Statusnya hampir sama dengan Made Blosok yaitu wakil dari Singasari Sasak.