Mohon tunggu...
Ahmad Sugeng
Ahmad Sugeng Mohon Tunggu... Buruh - Pencinta Sejarah Lombok

Lombok Files

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pohgading Dalam Babad (Part 2)

24 Mei 2021   13:29 Diperbarui: 24 Mei 2021   13:53 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diceritakan, beberapa hari setelah meletus perang Praya, beberapa pimpinan pasukan mengadakan rapat di Puyung, rapat ini membahas berita akan bergabungnya tiga desa, yaitu Pringabaya, Apitaik dan Pohgading.

Selanjutnya pada bait bait berikutnya diceritakan seorang pimpinan pasukan Pohgading yang bernama Jro Rumayat,menggabungkan pasukanya dengan pasukan dari Pringgabaya dan Apitaik dan bersama sama bergerak ke arah barat bergabung dengan pasukan yang ada di Kopang.

Sesampai di Kopang, terjadi perundingan dan diputuskan agar pasukan Pohgading dan Apitaik disuruh berbalik ke timur agar menjaga wilayah Sugian.

Selanjutnya pada bait 464 sampai dengan 467, diceritakan, pasukan Pohgading bersama pasukan dari Wanasaba dan Apitaik mendapatkan misi khusus untuk membebaskan tahanan yang berasal dari Sakra.Infonya, tahanan ini atas perintah Anak Agung ditahan dan dirantai di desa Loloan Bayan. Disebutkan jumlah tahanan itu adalah 60 orang.

Pasukan gabungan ini berangkat lewat Sembalun dengan waktu tempuh dua hari. Sesampai di Loloan, kliang Loloan diceritakan langsung menyerah. 60 orang tahanan itu dapat dibebaskan.
Misi pasukan gabungan ini berhasil.

Perang Praya ini berlangsung sampai dengan 9 Juni 1893. Selama kurun waktu 2 tahun, pihak Sasak dan Mataram sama sama saling mengalahkan. Beberapa pertempuran dimenangkan oleh Mataram, namun dalam beberapa serangan, pihak Sasak juga berhasil mendesak Mataram.

Pihak Mataram berhenti melakukan serangan saat pihak Sekarbela mulai menolak ikut berperang di pihak Mataram.

Pada Juni 1894, pasukan Belanda mulai mendarat di Ampenan. Belanda sendiri datang ke Lombok atas undangan beberapa tokoh Sasak. Undangan itu oleh Belanda digunakan sebagai pintu masuk untuk intervensi pada Mataram. Seperti diketahui, Belanda sejak 1843 sangat berhasrat untuk menguasai Lombok.

Dengan hadirnya Belanda di tanah Lombok. Perang Praya memulai babak baru. Babak baru itu bernama Perang Lombok.

Demikian kisah Pohgading dalam babad Praya. Masih banyak kisah menarik lainya tentang Pohgading di beberapa babad. Insya Allah akan segera saya ceritakan pada "Pohgading Dalam Babad (Part 3).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun