Pengertian Broken HomeÂ
menurut psychologydictionary.org adalah sistem dalam rumah tangga orang tua tunggal, yang terjadi akibat perceraian atau kematian salah satu orang tua. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi keluarga yang tidak utuh, konflik, pengabaian, atau perilaku buruk dalam keluarga. Keluarga yang mengalami broken home atau disfungsional dapat mengalami gangguan emosional dan berdampak pada penelantaran atau pelecehan anak.
Beberapa pengertian broken home menurut para ahli antara lain:
1. Wells: Menjelaskan bahwa broken home adalah keluarga yang mengalami perpecahan akibat kematian, perceraian, orang tua yang tidak menikah, atau tindakan kriminal.
2. Quensel: Menggambarkan broken home sebagai keluarga yang tidak harmonis, penuh konflik, dan berakhir dengan perpisahan.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa broken home mengacu pada kondisi ketidakutuhan dan ketidakharmonisan dalam keluarga, yang dapat berdampak pada hubungan dan kasih sayang anak-anak.
Beberapa ciri-ciri anak yang berasal dari broken home atau keluarga disfungsional meliputi:
1. Tipikal Orang Menyenangkan: Cenderung menyenangkan orang lain dan mengorbankan kebutuhan pribadi untuk kebahagiaan orang lain.
2. Mendambakan Kesempurnaan: Memiliki kecenderungan merasa takut dan gagal dalam hidup karena tumbuh dalam keluarga broken home.
3. Merasa Bersalah Terus-Menerus: Merasa bersalah tanpa alasan yang jelas dan terbawa dari masa lalu.
4. Kesulitan Berkomunikasi: Sulit dalam berkomunikasi dan lebih tertutup dalam mengungkapkan emosi.