Dua tahun yang lalu tepatnya pertengahan 2020 saya menginjak kelas akhir di bangku SMA. Kelas 12 merupakan masa-masa krusial dimana para siswa akan dihadapkan dengan ujian kelulusan, setelah itu mereka yang berkeinginan melanjutkan studi pun harus melewati seleksi masuk yang sangat ketat karena saingan mereka berjumlah ratusan ribu orang.Â
Sayangnya saat itu sedang berlangsung pandemi covid 19 yang mengharuskan kami para pelajar untuk belajar dari rumah.
Semester awal dimulai dengan pembelajaran online, namun penyampaian materi dari guru rasanya kurang efektif, saya masih ingat betul rata-rata guru mata pelajaran hanya memberikan tugas, penjelasan materi pun sangat minim, kami para siswa dipaksa memahami secara individu materi yang diberikan oleh guru.
Suatu hari, seorang teman mengajak untuk bergabung di sebuah bimbel, saya pun berpikir matang-matang manakah opsi yang paling tepat antara mengandalkan materi dari sekolah atau ikut bimbel offline. Akhirnya saya pun memilih ikut bimbel offline dan berharap lolos seleksi ujian masuk perguruan tinggi.
Saya melihat pengalaman ini sebagai salah satu refleksi teori pilihan rasional dari James S. Coleman. Terdapat 2 unsur penting teori rasional yaitu aktor dan sumberdaya dari pengalaman saya tersebut. Aktor disini diperankan oleh saya sendiri, sedangkan sumber daya diperankan oleh bimbel offline.Â
Saya disebut sebagai aktor karena mempunyai tujuan tertentu dimana tujuan masuk bimbel adalah memperdalam materi berharap lolos seleksi ujian masuk perguruan tinggi.Â
Bimbel disebut sebagai sumberdaya karena mereka memfasilitasi dan mempersiapkan siswanya menghadapi ujian-ujian dengan mengadakan pertemuan tatap muka seminggu 3 kali, memberikan banyak latihan soal, melayani konsultasi mengenai penjurusan dan masih banyak lagi. Saya sebagai aktor memanfaatkan bimbel sebagai sumber daya yang membantu mewujudkan tujuan saya.
Saya mengenal teori rasional James S. Coleman saat membaca makalah dengan judul "Pilihan Rasional Mahasiswa Difabel Dalam Memilih Jurusan Keguruan di IKIP Budi Utomo Malang" yang disusun oleh Ferdinan Bashofi dan Winin Maulidya.Â
Dalam makalah tersebut disebutkan bahwa teori pilihan rasional merupakan tindakan rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu tindakan berdasarkan tujuan tertentu dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan (prefensi).Â
Orientasi besarnya pilihan rasional Coleman memiliki ide dasar bahwa "orang-orang bertindak secara sengaja ke arah suatu tujuan, dengan tujuan itu dibentuk oleh nilai-nilai atau pilihan-pilihan" (Coleman, 1990: 13).
Dalam pemahaman saya teori pilihan rasional adalah teori yang terdiri dari dua unsur yaitu aktor dan sumberdaya. Teori ini memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud, aktor juga dipandang mempunyai pilihan atau nilai.Â
Keperluan yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihannya dengan memanfaatkan sumberdaya yang dipilih.
Teori pilihan rasional diperkenalkan oleh James S. Coleman, beliau adalah polimatik dan pakar teoretis sosiologi yang lahir pada 12 Mei 1926 di Bedford, Indiana, Amerika dan meninggal pada 25 Maret 1995 di Chicago, Illinois, Amerika.Â
Dia menerima gelar Ph.D. dari Columbia University pada tahun 1955 dan setahun kemudian memulai karier akademisnya sebagai Asisten Profesor di Universitas Chicago (dimana ia kembali kesitu pada tahun 1973, setelah empat belas tahun tinggal di Johns Hopkins University, dan di mana dia tinggal sampai kematiannya).
Pemikiran Coleman banyak dipengaruhi oleh teoretisi Robert Merton, terutama kuliah-kuliahnya tentang Durkheim dan faktor-faktor penentu sosial perilaku individu. Pengaruh lain yang terkenal adalah pakar methodologi Paulus Lazarsfeld, dimana Coleman memperoleh minat yang diperoleh sepanjang hidupnya dalam metode kuantitatif dan sosiologi matematis.Â
Pengaruh penting ketiga adalah Seymour Martin Lipset, yang tim peneliti Coleman ikuti, sehingga akhirnya berpartisipasi dalam produksi studi tengara, Uni Demokrasi. Dengan demikian, pelatihan lulusan Coleman memberinya pengenalan yang kuat kepada teori, metode, dan hubungan mereka dalam riset empiris.Â
Referensi :Â
Nono Marsono. 2010. James S. Coleman. Rational Choice Theory (Terjemahan)
Ferdinan Bashofi dan Winin Maulidya. Pilihan Rasional Mahasiswa Difabel Dalam Memilih Jurusan Keguruan di IKIP Budi Utomo Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H