Mohon tunggu...
GEFIRA MUMTAZUNNISA
GEFIRA MUMTAZUNNISA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang memiliki hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menebalkan Potensi Anak di Era Milenial

15 Desember 2023   00:41 Diperbarui: 15 Desember 2023   00:44 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Jadikanlah Anda kenangan bagi anak di kemudian hari dengan cara menjadi  bagian dari hidupnya sekarang". -Barbara Johnson-

Memberikan gawai pada anak boleh-boleh saja, tetapi berikanlah sesuai dosis, jangan overdosis. Berikan secara bijak untuk kemanfaatan, bukan asal-asalan hanya untuk permainan. Percepatan kemajuan Teknologi Informasi tidak dapat dimungkiri. Dimulai dari anak-anak, dewasa, dan orang tua semua jadi bagian kemajuan tersebut.

Mengapa jaman now  anak lebih keranjingan media sosial daripada kecenderungan bercengkrama dengan kedua orang tuanya? Salah satu jawaban yang penulis temukan, ternyata  future-future yang ditampilkan oleh media lebih menarik ketimbang ngobrol dan bersantai dengan keluarga, yang terkesan hambar dan itu-itu saja. Perlu modifikasi pergaulan dalam membangun keakraban di keluarga. agar kembali mampu merebut kewibawaan orang tua di mata anak.

Ada empat langkah yang dapat ditempuh orang tua dan guru agar merasakan kembali kehangatan dan manisnya kebersamaan dengan seluruh anggota keluarga. Keempat hal itu penulis singkat dalam KOPIAH, yaitu Komunikasi, perhatian, hormati dan hargai.   

Pertama, sediakan ruang dan waktu untuk berkomunikasi. Sekecil apapun persoalan atau obrolan  ringan, bangun nuansa komunikasi dua arah yang aktif dan santai. Kekuatan  komunikasi akan mampu menembus getaran jiwa dan  nurani.

Kedua, berilah perhatian, dengan kata-kata, sikap atau perilaku. Hati hanya bisa di dekati dengan hati, perhatian yang menghadirkan hati tentu akan sangat membantu agar anak pun memperhatikan kita sebagai orang tua. Berilah perhatian, maka anak pun akan memberi perhatian pada kita.

Ketiga, hormati. Sekecil apa pun pendapat atau prinsip hidup anak harus kita hormati, sehingga anak merasakan kehadiran  keluarga sebagai sesuatu yang penting dan berharga dalam kehidupan. Dengan muncul anggapan positif tersebut, akan lahir kebanggaan dan tumbuh kesyukuran akan  indahnya berkeluarga.

Keempat, hargai. Janganlah melihat besar kecil prestasi yang diraih anak, tetapi maknai dan hayati setiap usaha serta jerih payah anak untuk meraih prestasi tersebut Kebanyakan orang tua hanya menghargai hal yang besar, padahal banyak sesuatu yang dilakukan anak hal yang kecil dengan cara yang besar. Bukankah sesuatu yang besar itu dimula dari hal yang kecil? Penghargaan merupakan sunnatulloh. Artinya bahwa penghargaan merupakan satu kebutuhan dasar dari manusia dan bagian dari tugas dan karakter pendidikan.

keempat upaya itu semoga dapat menjembatani keharmonisan para guru dan     siswanya untuk merebut hati anak dari genggaman gawai dan media sosial lainnya. Keberadaan kita menjadi bagian terindah dari kehidupan mereka.

Pendidikan tidak membentuk insan yang cerdas, tapi berkarakter dan mempunyai kepribadian yang lebih unggul dengan berharapan agar generasi bangsa lebih berkembang dengan nilai-nilai luhur bangsa dan agama. Sebagai generasi milenial perlu menyadari betapa pentingnya perilaku dan kepribadian dalam berperilaku di media internet dan kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun