Mohon tunggu...
Geza Stupa El Khansya
Geza Stupa El Khansya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi

seorang mahasiswa yang ingin bercerita

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengenal Pembuat Patung Monumen Cinta Sejati Habibie dan Ainun di Kota Parepare

18 April 2021   20:15 Diperbarui: 18 April 2021   20:29 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen cinta sejati Habibie & Ainun / dokpri

Neil El Fuady adalah seorang seniman patung yang bertempat tinggal di Yogyakarta, lebih tepatnya di jalan godean sleman. Di keluarganya ia merupakan anak ke 1 dari 6 bersaudara. Awal beliau merintis menjadi seniman berawal pada tahun 1982 dan sampai saat ini masih aktif dalam menjalani pekerjaan tersebut. Tujuan beliau yaitu untuk menunjang ekonomi di keluarganya.

Neil El Fuady merupakan nama yang cukup di kenal dalam lingkup dunia seni patung di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Salah satunya yaitu karya patung cinta sejatie Ainun & Habibie berbahan perunggu yang di resmikan pada 12 Mei 2015.

Sejak kecil beliau bercita cita untuk menjadi pelukis dan Beliau telah menunjukan bakatnya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD), walaupun kini beliau malah menjadi seorang seniman patung.

"Saat SD dulu pernah guru merobek buku saya dan dimarahi karena di buku saya di setiap lembarnya penuh dengan gambar, padahal saat itu bukan pelajaran menggambar." ujar Neil tertawa mengingat masa kecilnya.

Dengan penuh niat pada saat lulus SMP, ia memutuskan untuk mendaftar di SMSR (sekolah menegah seni rupa) di Padang. Dengan dukungan kedua orangtuanya ia lolos dengan pilihan kedua yaitu seni patung, bukan seni lukis.

Pepatah "Alam takambang manjadi guru" selalu ia pegang teguh oleh beliau. Urang awak jika tidak belajar dari dunia luar dan kultur budaya lain maka akan terkubur dengan alam Minang yang kecil. Jika ia tidak merantau untuk mencari bkat yang lebih maka potensi dalam dirinya tidak ada perkembangan. Maka dari pemikiran itulah ia memutuskan beranjak utuk meninggalkan kampung halamannya yang berada di kudu gantiang, Koto Timur, Padang pariaman untuk melanjutkan studinya di ISI (institut seni indonesia) di Yogyakarta.

Saat masih kuliah, Neil terbiasa dengan melukis di jalan Malioboro untuk menambah uang saku dan juga untuk mengusir kejenuhan di waktu luangnya.

"di malioboro saat itu merupakan rumah kedua bagi saya, jika ada orang ingin bertemu saya kalau tidak di kos kosan ya di Malioboro. Dengan melakukannya setiap malam, kerinduan pada kampung halamannya sedikit terobati", ujarnya.

Ketika itu beliau juga sering diajak oleh donsennya yang juga merupakan orang Minang, yaitu (alm) Kasman KS untuk diajak mengerjakan proyek dosennya. "Saat itu saya kuliah sambil bekerja, dan pak Kasman lah yang mendidik saya di dalam maupun diluar kampus dan di samping itu ia belajar praktik langsung di lapangan." Ujar Neil.

Di samping beliau mengerjakan karya karya patungnya, ia merupakan ayah dari 5 buah hatinya dengan Dyah Rullyati yang juga membangun industri patung home made di Yogyakarta.

Sudah banyak hasil karya yang telah diciptakan Neil di berbagai kota kota di Indonesia, yang salah satunya patung yang dibuat di sudut lapangan Andi Makassar Parepare, yaitu patung monumen cinta sejatie Habibie & Ainun.

Monumen cinta sejati Habibie & Ainun / dokpri
Monumen cinta sejati Habibie & Ainun / dokpri

"Saya sudah mengerjakan berbagai macam patung di berbagai proyek, dan monumen cinta sejatie Habibie & Ainun ini memang bukan hal baru bagi saya". Ujarnya.

Neil mengatakan , dalam membuat patung di ibaratkan sebagai pelawak. Yang perbedaannya jika pelawak membuat orang tertawa maka dia merasa puas. Sedangkan pematung, dikatakn berhasil jika kita membuat miniatur manusia, dengan melihatnya maka orang langsung mengetahui dan mengenali patung orang yang dibuatnya.

Patung tersebut awalnya akan dibuat dengan postur setengah badan, namun setelah membahas tentang makna filosofis dari sebuah patung, maka tidak afdol jika dibuat setengah badan. Maka diputuskan untuk membuat satu badan full.

Neil menjelaskan bahwa patung tersebut dibuat dengan beberapa tahapan,yaitu tahap dasar menentukan model, lalu di cetak menggunakan fiber, dan kemudian untuk tahap akhir dicetak dengan bahan perunggu.

Tinggi patung tersebut dibuat dengan tinggi sekitar 4 meter, dan tinggi patung almarhumah istrinya dibuat setinggi 3,82 meter.

Neil mengungkapkan, saat pembuatan patung tersebut ada bagian yang paling sulit untuk dikerjakan, yaitu pada bagian ekspresi wajah dengan memperhatikan kerut dibagian mata dan terutama dibagian gigi. "selama saya mengerjakan patung, memang paling susah jika patung tersebut menampilkan gigi, yang harus dibuat dengan terperinci agar hasil yang dibuat maksimal" jelasnya.

Setelah di resmikan, patung monumen cinta sejatie Habibie & Ainun menjadi spot favorit oleh pengunjung yang berada di kota Parepare. Yang dipercantik dengan dibangun kolam air mancur di sekitar monumen.

Sejak kepergian BJ Habibie, kawan patung monumen cinta sejatie Habibie & Ainun selalu di padati oleh pengunjung untuk mengenang beliau dan menjadi tempat wisata untuk berfoto ria dengan patung BJ Habibie sebagai bapak teknologi yang berpengaruh di Indonesia tercinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun