Mohon tunggu...
Geet Anggit
Geet Anggit Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Geetanggit. Hobby: menulis, melukis, merajut, beragam crafting. Facebook: Git Anggit Instagram: madheee_i Blogg: littlebighopes.blogspot.com Youtube: @geetanggit1851

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menilik Sejarah Kerajinan Kertas Pop Up

14 November 2024   12:57 Diperbarui: 14 November 2024   13:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan membuat sesuatu yang mengyenangkan, akan membuat waktu dan diri kita sendiri seperti sedang memperbaiki diri atau dengan kata lain kita sedang berinstrospeksi diri.

Ada banyak sekali kegiatan indoor maupun outdooor yang begitu banyak yang mampu membuat kita selalu menjadi salah satu dari sekian banyak seni perbaikan di Dunia yang begitu hidup, berwarna dan sekaligus saling memahami dalam setiap esensi Seni yang begitu membersihkan, merawat dan juga menyembuhkan sekaligus memperbaiki ke arah yang lebih baik dari versi diri kita yang sebelum-sebelumnya.

Dan, salah satu dalam sejarah kertas, kerajinan dari kertas ini adalah Pop Up atau kerajinan yang membuat Wahana atau semacamnya tersebut menjadi begitu bergerak dan hidup seperti sebuah karya 3D alias 3 Dimensi yang berkenaan dengan ruang dan waktu dan juga sudut pandang.

Jika dirunut dari sejarahnya yang sebagian kecil, dari lini yang telah kita singgung sedikit diatas tersebut, tentu kita harus tahu bagaimana sejarah Pop Up atau kesenian kertas 3Dimensi yang begitu sangat di gandrungi di Negeri kita tersayang dan tercinta ini.

Sejarah Kesenian Kertas Pop up

Muncul dan kemudian berkembang, sekitar abad ke 13 dalam sejarah literature Dunia Kesenian khususnya kesenian kertas.

Kesenian kertas Pop Up pada waktu itu yang masih  berpatokan pada sebuah lingkaran atau lingkar yang melingkupi dan atau mencakupi hal yang harus bergerak sesuai ritme dan juga bentuk dari yang menciptakannya.

Dan kemudian, dengan segala perkembangan dan perdebatan yang ada yang dapat menunjang dan memperluas atau memperlebar apa saja yang berkenaan dengan kerajinan atau kesenian kertas yang satu ini, hal tersebut membuat kegiatan dengan konsep seni yang begitu detail dan juga berkualitas secara tekhnik yang selalu berinovasi menjadi hal yang patut untuk dirunuti perkembangannya sehingga banyak sekali varian dan macam Form, Movement yang mampu menghasilkan atau melahirkan tekhnik-tekhnik tertentu yang cukup terbilang mudah hingga sangat kompleks.

Banyak sekali lini Dunia Seni yang kemudian, berbondong-bondong untuk mengikuti 'Trendmark' pada Kesenian Kertas 3Dimensi alias Pop Up ini, misalnya saja sebagai berikut di bawah:

1. Pada 1765, Robert Sayer memperkenalkan "lift-the-flap" ke ranah buku pop up anak-anak yang berkonsep dengan atau dari Tekhnik membalikkan buku sehingga dapat membuat jenis baru pada Pop Up dan istilah ini adalah 'Lift- the- flap"

2. Dari tahun 1840 hingga 1940, masa keemasan perkembangan buku pop up, yang begitu banyak berkutat pada kartu Natal yang begitu cantik dan juga sangat mengagumkan karena disamping desain kartu yang cantik dan bagus yang sangat kreatif Rafael dan Tucker memberikan efek magis tersendiri bagi Mahakarya-mahakarya mereka yang begitu mengagumkan.

3. "Qimen Dunjia", buku pop up pertama di Tiongkok pada tahun 1920-an, lahir dengan tekhnik yang terkenal pada 1980 yaitu teknik 'Flip-flip' dengan 72 perubahan yaitu Transformasi Raja Kera Raja Kera, Zhu Bajie, dan Biksu Sha dengan membalik halaman layaknya sihir.

4. Pada tahun 1930, American Blue Ribbon memelopori konsep "buku pop up". Dari Amerika pada tahun 1932. Original dari "POP UP" yang masih akan menjadi identic-nya buku Pop Up sampai saat ini.

5. Di pertengahan abad ke-20, perkembangan buku pop up mencapai puncaknya dan Lochtar Maggendorf dengan teknhnik korsel asli membuatnya menjadi "Bapak Penerbitan Buku Tiga Dimensi".

6. Buku pop up "The Wizard of Oz" memenangkan "Meggendorf Award" tahun 2002. untuk peringatan 100 tahun Dongeng Aslinya dan ia memenangkan Grand Prix Maggendorf tiga kali berturut-turut.

7. sumber informasi: https://yimipaper.com/id/https-www-yimipaper-com-blog-pop-up-books/ dan Wikipedia serta Google.com

8. Dengan terus berkreasi akan selalu membawa perubahan baik dan mendatangkan segala hal yang baik dan benar sehingga kita bisa menjaga dan melestarikan sejarah kita seperti bangsa yang besar yang selalu menghargai setiap jasa pahlawannya. Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun