Mohon tunggu...
Geet Anggit
Geet Anggit Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Geetanggit. Hobby: menulis, melukis, merajut, beragam crafting. Facebook: Git Anggit Instagram: madheee_i Blogg: littlebighopes.blogspot.com Youtube: @geetanggit1851

Selanjutnya

Tutup

Seni

Menilik Sejarah Kerajinan Kertas Pop Up

14 November 2024   12:57 Diperbarui: 14 November 2024   13:16 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. "Qimen Dunjia", buku pop up pertama di Tiongkok pada tahun 1920-an, lahir dengan tekhnik yang terkenal pada 1980 yaitu teknik 'Flip-flip' dengan 72 perubahan yaitu Transformasi Raja Kera Raja Kera, Zhu Bajie, dan Biksu Sha dengan membalik halaman layaknya sihir.

4. Pada tahun 1930, American Blue Ribbon memelopori konsep "buku pop up". Dari Amerika pada tahun 1932. Original dari "POP UP" yang masih akan menjadi identic-nya buku Pop Up sampai saat ini.

5. Di pertengahan abad ke-20, perkembangan buku pop up mencapai puncaknya dan Lochtar Maggendorf dengan teknhnik korsel asli membuatnya menjadi "Bapak Penerbitan Buku Tiga Dimensi".

6. Buku pop up "The Wizard of Oz" memenangkan "Meggendorf Award" tahun 2002. untuk peringatan 100 tahun Dongeng Aslinya dan ia memenangkan Grand Prix Maggendorf tiga kali berturut-turut.

7. sumber informasi: https://yimipaper.com/id/https-www-yimipaper-com-blog-pop-up-books/ dan Wikipedia serta Google.com

8. Dengan terus berkreasi akan selalu membawa perubahan baik dan mendatangkan segala hal yang baik dan benar sehingga kita bisa menjaga dan melestarikan sejarah kita seperti bangsa yang besar yang selalu menghargai setiap jasa pahlawannya. Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun