Pengenalan Pola: Mengidentifikasi pola atau tren dalam data untuk mempermudah pemecahan masalah.
Abstraksi: Menyaring informasi penting dan yang tidak relevan.
Algoritma: Merancang langkah-langkah atau instruksi yang jelas untuk menyelesaikan masalah.
Dengan menguasai keempat elemen ini, individu dapat menghadapi tantangan apapun, baik dalam dunia teknologi maupun kehidupan sehari-hari.
Sejarah dan Perkembangan Computational Thinking
Konsep Computational Thinking memiliki akar yang mendalam dalam sejarah ilmu komputer. Pada awal abad ke-20, Turing dan John von Neumann mengemukakan gagasan-gagasan revolusioner di bidang komputasi.
Turing mengembangkan model teoritis yang dikenal sebagai "Mesin Turing," yang menjadi dasar pemahaman tentang bagaimana mesin dapat memproses informasi.
Pada tahun 1980-an, Seymour Papert memperkenalkan gagasan ini kepada dunia pendidikan melalui bahasa pemrograman Logo, yang dirancang untuk membantu anak-anak memahami konsep komputasi secara visual.Â
Namun, istilah "computational thinking" baru benar-benar dipopulerkan oleh Jeannette Wing pada tahun 2006.Â
Dalam artikelnya, Wing menekankan bahwa kemampuan berpikir komputasional bukan hanya milik para ahli teknologi, tetapi juga keterampilan penting bagi semua orang di berbagai bidang.
Sejak saat itu, computational thinking telah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan di berbagai negara, mendorong generasi muda untuk tidak hanya menjadi pengguna teknologi tetapi juga pencipta inovasi.