Sumber Foto : Okezone.com
Beberapa hari ini saya berpikir, benarkah para kader PDIP membelot? Pertanyaan saya ini bukan karena saya kecewa terhadap mereka yang membelot dari PDIP, karena saya tidak ada urusan dengan partai tersebut. Di bawah ini, saya mengutip berita dari merdeka.com pada 27-06-2014 lalu.
Ketua Umum BAJAK, Riky Rompas mengatakan, pernyataan sikap mendukung Prabowo ini dilakukan, karena rasa kecewa terhadap ketua umum PDI Perjuangan , Megawati Soekarnoputri, karena telah menunjuk Jokowi sebagai calon presiden. "Kami masyarakat PDI Perjuangan yang ada di Indonesia tidak menerima penunjukan Jokowi menjadi Capres oleh bu Mega. Alasannya karena Jokowi itu bukan kader asli sesungguhnya PDI Perjuangan ," kata Riky, di Rumah Polonia , Jumat (27/6).
Kalau kita perhatikan pernyataan dari ketua Umum BAJAK, Riky Rompas, ada banyak kejanggalan. Pertama, adalah telat ketika menyatakan bahwa mereka tidak menyetujui penunjukan Jokowi menjadi capres oleh Megawati. Kedua, mereka terlalu menggebu-gebu dalam penyampaian, sehinggga mereka lupa, jikalau mereka ingin membelot, seharusnya sudah sejak Jokowi dicapreskan. Berbeda dengan yang dilakukan Luhut Panjaitan, Wanda Hamidah, Poempida Hidayatullah dan lain-lain. Mereka justru lebih bisa diterima akal karena saat itu juga tidak setuju dengan Pemimpin Partai mereka saat mendukung yang tidak sesuai hati nurani mereka. Atau seperti Mahfud MD dan Rhoma Irama yang memilih mendukung Prabowo-Hatta dan meninggalkan PKB. Pemilu Presiden hanya tinggal menghitung hari, dan Kader PDIP yang diprakarsai Riky Rompas baru menyatakan kecewa tehadap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri. Ini hanya pikiran saya yang mendeteksi kebohongan mereka ketika menyatakan pembelotan. Namun hati siapa yang tahu. Benar dan tidaknya, hanya mereka yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H