Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rumah Pohon di Atas Bukit, di Bawah Gunung

7 Juli 2016   07:19 Diperbarui: 7 Juli 2016   13:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju rumah pohon. Mendaki gunung. Dokpri

Rumah Pohon, begitu banyak orang menyebut tempat indah ini. Tidak ada nama resmi karena memang rumah pohon bukanlah tempat rekreasi. Ini adalah rumah seseorang yang memiliki taman dan beberapa rumah di atas pohon. Berkunjung ke rumah pohon, anda hanya perlu memberi donasi sekitar Rp. 10.000 per orang. Uang ini pastinya digunakan untuk pemeliharaan rumah pohon yang terbuat dari bambu yang mudah rusak.

Menuju rumah pohon. Mendaki gunung. Dokpri
Menuju rumah pohon. Mendaki gunung. Dokpri
Rumah pohon terletak di Desa Tulamben, Kecamatan Kubu, Karangasem, Bali. Dari jalan utama Singaraja Karangasem, anda perlu mencari papan petunjuk jalan menuju Tukad Abu. Ikuti jalan ini sampai ke lokasi. Akan butuh waktu sekitat 2,5 jam dari Bandara Ngurah Rai atau 2 jam dari Singaraja. Google map tahu persis tempat ini.
Di bawah gunung. Dokpri
Di bawah gunung. Dokpri
Rumah Pohon dibangun di puncak sebuah bukit persis di kaki Gunung Agung. Lokasi ini membuat anda bisa melihat pemandangan yang luar biasa indah. Laut Bali terlihat biru menenangkan di sisi timur. Matahari akan terbit dan muncul seolah-olah dari dalam laut. Di sisi yang berlawanan, ada gunung tertinggi dan tersuci di pulau Bali yaitu Gunung Agung. Dia akan tampak begitu megah, gagah dan wah!!  
View laut dari atas rumah pohon. Dokpri
View laut dari atas rumah pohon. Dokpri
Ada 7-8 rumah yang dibangun di atas pohon di tempat ini. Beberapa diantaranya dihubungkan jembatan terbuat dari bambu yang jika dinaiki akan sedikit bergoyang tapi aman. Meskipun hanya dari bambu, rumah-rumah ini cukup kokoh, jadi tidak perlu kawatir akan roboh.
Dokpri
Dokpri
Hampir di semua rumah pohon terdapat ayunan. Ada yang terbuat dari tali dan ban bekas, bahkan ada ATV yang digantung menjadi ayunan. Ini lebih dari cukup untuk menyenangkan anda dan anak-anak.
Ayunan. Dokpri
Ayunan. Dokpri
Terdapat juga sebuah bangunan yang tampak seperti sebuah stupa. Bangunan ini memberi kesan sakral pada tempat ini.
Stupa. Dokpri
Stupa. Dokpri
Selain rumah-rumah di atas pohon, pemilik juga menghiasi tamannya dengan beragam tanaman seperti jeruk Bali, markisa, limau, jambu biji, dan lain-lain. Mereka disusun membentuk taman yang indah dan rapi.
Markisa dan limau
Markisa dan limau
Beberapa sahabat manusia juga dipelihara disini. Ada anjing, monyet, kambing, kalkun, burung, kelinci dan ikan. Mereka jinak-jinak sepertinya sudah terbiasa dekat dengan manusia.
Dokpri
Dokpri
Sebagai catatan, di banyak lokasi di rumah pohon dipasang pengumuman agar pengunjung tidak bersentuhan tubuh dengan lawan jenis seperti berpelukan. Pemilik mengatakan rumah pohon adalah tempat yang sakral, mohon untuk dijaga kesuciannya.
Rumah pohon, meskipun agak jauh, namun dijamin anda akan terkesima. Alam yang luar biasa indah, suasana yang tenang, design rumah pohon yang keren, tanaman-tanaman yang "langka" dan hewan-hewan yang ramah menciptakan kombinasi yang harmonis. Banyak sekali tempat keren di Bali , tapi tidak ada yang seperti ini.
Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri
 **Sebagai tambahan, jika anda bukan orang Bali, Tulamben adalah salah satu destinasi wisata yang terkenal akan wisata diving. Akomodasi untuk menginap cukup banyak. Sebagian besar terletak persis di depan pantai. Harganya pun bervariasi dari Rp. 300.000 sampai Rp. 2.000.000. 
Restaurant atau warung makan pinggir jalan juga banyak. Harganya normal, sama saja dengan daerah lain di Bali. Berbagai jenis makanan lokal maupun internasional tersedia di Tulamben.  Menyewa dan menyetir sendiri akan sangat menyenangkan. Hanya butuh Rp. 200.000 - 250.000 per mobil per hari. Anda bisa puas mengelilingi Kabupaten Karangasem, sebuah kabupaten di Bali Timur dengan alam yang masih asri dan indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun