Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bapak, Aku Kangen Padamu dan Masa-masa itu

19 Juni 2016   21:28 Diperbarui: 19 Juni 2016   21:32 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Hasil terapi sedot masuk angin. Bapak dan aku. Dokpri"][/caption]

Kemarin, beberapa saat setelah sampai di rumah, bapak melambaikan tangannya memintaku untuk mendekat. Dengan pelan dia memintaku untuk memberinya sedikit uang. Akupun sedikit terkejut, karena hampir tidak pernah beliau minta uang.

Entah kenapa, lalu aku jadi teringat dan merindukan masa kecilku dibesarkan olehnya. Aku kangen masa dimana begitu mudahnya meminta uang dari bapak. Dengan sedikit merengek, aku pasti disuruhnya untuk ambil sendiri uang dari dompetnya. Semudah itu.

Dan ternyata, gambar-gambar masa kecilku dengannya terus muncul bergantian di pikiran. Masih jelas sekali teringat bagaimana bahagianya aku dulu dibesarkan pria kalem ini. Kangen sekali dengan semua kenangan itu.

Sore itu, Bapak berkata bahwa dia masuk angin. Seperti biasa, dia memintaku menyedot anginnya dengan alat khusus. Aku tidak mau kalah, aku pun minta hal yang sama. Ini mungkin karena aku kangen masa kecilku yang sakit-sakitan. Beliaulah orang yang paling panik dan kawatir.

Menjelang malam aku duduk di dekatnya. Sekitar 2 jam lamanya. Mungkin karena aku rindu, terutama pada kata-katanya yang lugu. Kuperhatikan beliau masih selalu kalah dari ibu saat "berdebat". Entah sengaja atau memang bapak tak mampu menang :-D

Kami sempat berdiskusi tentang bola. Dengan polos dia bertanya mengapa Amerika bisa ikut Piala Eropa. Begitulah bapak, polos nan lugu. Tapi justru itulah yang sepertinya membuatku kangen.

Jarum jam menunjukkan pukul 9 waktu Singaraja, Bali. Sebetulnya aku sudah kelelahan dan memang sedikit tidak enak badan, tapi bukannya tidur istirahat, aku malah mengajaknya untuk nonton Piala Eropa. Kebetulan ada pertandingan Belgia melawan Irlandia Utara. Mungkin ini karena aku kangen bapak.

Lagi, pikiranku flashback. Aku teringat masa-masa saat Piala Dunia 1990. Saat itu umurku baru 4 tahun dan adikku di dalam kandungan. Aku terbangun tengah malam, mungkin karena bapak berteriak heboh saat nonton. Lalu aku duduk dipangkuan ibu. Bersama adik yang menendang-nendang dari dalam kandungan, kami menemani bapak menonton bola, entah pertandingan apa lawan apa.

Keesokan harinya, aku harus kembali ke Denpasar. Ketika di jalan, aku kembali teringat masa lalu ketika pulang kampung ke Bangli. Kali ini aku yakin, ini pasti karena aku masih kangen pada bapak.

Yang paling kuingat adalah saat pulang kampung ke Bangli berdua saja dengan bapak. Saat itu umurku mungkin sekitar 10 tahun. Kami naik motor tua Honda C-700, aku pasti duduk di belakang. Meskipun ngantuk dan tertidur di jalan, aku takkan jatuh karena beliau sudah mengikat pinggangku ke pinggangnya dengan selendang.

***

Sudah sewajarnya seorang anak akan merindukan orang tuanya. Namun sepertinya tidak mudah bagiku untuk mengungkapkannya secara langsung. Mulut ini berat sekali untuk mengucap "Pak, aku kangen bapak". Dan memang tidak pernah kuucapkan kata-kata itu.

Jika beruntung, mungkin suatu saat nanti tulisan ini akan sampai dan dibaca pria polos nan lugu itu. Jikapun tidak, kuyakin bapak pasti tahu. Aku, anaknya bisa merindukannya.

 Happy Father's Day

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun