5. Haknya di keluarga suami juga tidak mungkin mutlak. Setelah "kehilangan bagian" di keluarga asal, di keluarga suami pun bisa jadi si anak perempuan tidak akan mendapatkan warisan secara mutlak.
Bagaimanapun juga, perempuan ingin merasa secure secara finansial. Mereka memiliki naluri untuk memberi makan dan nyaman pada anak-anaknya. Namun faktanya, keluarga suaminya tidak selalu berpihak padanya dari sisi finansial. It's so an ugly truth.
Namun, terlepas dari semua itu, jangan berpikir bahwa anak-anak perempuan ini hidupnya sudah pasti tidak bahagia. Saya percaya pengorbanan akan memberi arti pada kehidupan. Saya percaya kita  akan bahagia jika merasa memiliki arti dalam hidup ini.Â
***
Anak saya yang kedua adalah seorang perempuan. Saya tentu saja harus iklas ketika suatu saat nanti dia "keluar" dari keluarga saya. Saya pasti akan rela dia mengikuti suaminya kelak.
Bersama tulisan ini, saya berharap lebih banyak lagi orang tua yang berpikir baik anak laki-laki maupun perempuan sama saja. Mereka memiliki hak yang sama. Dan kita, orang tua memiliki kewajiban untuk bersikap seadil mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H