Mohon tunggu...
Gede Udiastama M
Gede Udiastama M Mohon Tunggu... Pegawai Hotel -

Pria yang menyukai kata kata: tiada hari tanpa belajar, semua orang adalah guru, semua tempat adalah ruang kelas. Bekerja sebagai Learning & Development Manager di sebuah hotel bintang lima di Bali

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedakan Karakter Mega, SBY, Gus Dur dan Jokowi dengan DISC

29 Mei 2016   09:13 Diperbarui: 29 Mei 2016   12:56 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mega: elshinta.com SBY: gemadesa.com Gus Dur: merdeka.com Jokowi: blokbojonegoro.com"][/caption]Belajar mengenali karakter orang sangatlah menarik. Teori DISC adalah salah satu referensi yang bagus. Pada tulisan sebelumnya, saya sudah menjelaskan secara umum mengenai DISC. Klik disin. Kali ini, saya akan membahas empat karakter presiden kita dengan DISC.  Mega, Dominance Orang dominance itu memiliki wajah yang serius, berbicara tegas to the point,berkarakter suka memimpin. Mega, jika berbicara, dia tidak akan bertele tele, to the point dan penuh semangat. Suara lantangnya akan terdengar keras dan tegas apalagi saat menutup pidato yang selalu dengan kata merdeka. MERDEKA!! Terlepas dari umurnya yang sudah menua, energi yang beliau perlihatkan saat berbicara masih sangat membara. Orang dominance selalu ingin memimpin. Hal ini sangat tercermin dari Presiden Indonesia kelima ini. Sejak pertama kali didirikan tahun 1999, hingga kini, Mega lah satu satunya ketua umum PDIP. Beliau masih akan memimpin partai ini sampai dengan tahun 2020. Juga, kita semua tahu, bahwa Mega selalu punya ambisi besar untuk memimpin Indonesia sebagai presiden. Karena selalu ingin memimpin, karakter dominance yang juga menonjol adalah tidak mau dikalahkan. Sifat ini yang memang lekat sekali dengan Mega. Menyebut Jokowi sebagai petugas partai adalah contohnya. Ini secara tidak langsung bisa diartikan bahwa seorang petugas partai harus tetap tunduk pada partai dan tentunya pada ketua partainya juga.  SBY, Influence Orang yang berkarakter influence memiliki wajah yang bersahabat, kata-katanya menyenangkan dan orangnya menyukai popularitas. Orang influence itu pandai berbicara. Dia akan memilih kata-kata dengan baik. Begitulah SBY. Hal ini bisa dilihat dari pidato-pidatonya yang memang selalu tersusun dengan baik dan mengundang simpatik. Kata-kata khas SBY yaitu saya prihatin. Tentu saja dengan mengucapkan kata-kata ini, SBY ingin menunjukkan bahwa beliau adalah orang yang peduli. Logikanya sederhana, beliau ingin populer sebagai pemimpin yang care(peduli) agar dicintai rakyatnya. Begitulah orang influence.  Cara lain SBY untuk meningkatkan popularitasnya adalah dengan nyambi menjadi artis. Rakyat tercengang, seorang presiden bisa menciptakan lebih dari 40 lagu dan menyanyi dengan merdu.  Bagaimanapun juga, SBY dengan karakter influence, beliau telah berhasil membuat rakyat mencintainya. Terpilih kembali menjadi presiden adalah bukti bahwa pada tahun 2009, beliau adalah figur yang dicintai dan populer di mata rakyat. Gus Dur, Steadiness Dari wajah, orang steadiness akan terlihat tenang. Karakter kalem tercermin dari gaya bahasanya. Selain itu, steadiness menyukai kebersamaan dan kedamaian. Gus Dur, adalah presiden yang paling kalem diantara 3 yang lain. Raut wajahnya penuh ketenangan dan senyuman yang indah. Karakter kalem seorang steadiness sangat tercermin dari kata-kata legendaris beliau yaitu "gitu aja ko repot".Masalah kecil, masalah besar dengan santainya beliau akan berkata "gitu aja ko repot". Sederhananya, kata-kata ini menunjukkan bahwa beliau mampu tetap kalem dalam berbagai situasi. Orang steadiness sangat peduli dengan kebersamaan untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian. Siapa yang bisa menyangkal keberhasilan beliau dalam hal ini? Yang paling populer tentu saja saat beliau memutuskan untuk mengakui Kong Hu Cu sebagai agama di Indonesia. Ini tentu saja, memberikan rasa damai pada para penganut agama Kong Hu Cu. Julukan sebagai Bapak Plurarisme tentu bukan tanpa alasan. Gus Dur dinilai sebagai figur yang aktif menjaga toleransi di negara kita yang penuh keberagaman ini. Jokowi, compliance  Orang compliance terlihat serius dan pemikir, tidak terlalu banyak bicara, selalu mengacu pada data dan fakta serta taat aturan. Gaya bicara orang compliance biasanya kaku, tidak banyak ekspresi. Jokowi, selain memang seperti itu, juga tidak banyak bicara apalagi untuk hal yang belum pasti. Semuanya mesti terukur berdasarkan data dan fakta. Kalau ada media yang mewawancarainya, sering sekali terdengar kata-kata "enggak tahu". Ini membuktikan bahwa, beliau baru akan berbicara jika semuanya sudah clear, sesuai dengan data dan fakta. Ciri khas lain yang menunjukkan bahwa beliau berkarakter compliance adalah blusukan. Tidak lain tidak bukan, ini adalah cara Jokowi untuk mengumpulkan informasi dan data sekaligus cross check fakta-fakta yang ada di lapangan. Meskipun bukan tipe orang yang lambat mengambil keputusan, karakter compliance membuatnya sabar dan berhati-hati. Ini terlihat dari taktik jamuan makan yang juga menjadi ciri khasnya. Ketika masih berstatus sebagai walikota Solo, beliau bahkan pernah menjamu makan dan berdialog dengan warga sampai puluhan kali. Setelah itu, baru mengambil keputusan untuk menggusur warga. Karakter compliance Jokowi yang lain yaitu taat aturan/prosedur. Ini terbukti pada kepemimpinan Jokowi terutama dalam hal manajemen bawahannya. Semuanya mesti patuh pada aturan dan SOP yang dibuat. Jika melanggar, copot. Entah sudah berapa ratus orang yang beliau pecat karena lalai menjalankan prosedur kerja.  Demikianlah pemaparan singkat mengenai karakter 4 presiden kita dengan teori DISC. Karakter mana yang menjadi favoritmu?
Catatan: Jika tertarik untuk mengerti lebih jauh tentang DISC dan bagaimana memanfaatkannya untuk membuat hubungan yang lebih baik dengan orang lain, atasan, bawahan, rekan kerja, pelanggan dan teman, silahkan kunjungi tulisan saya sebelumnya disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun