Mohon tunggu...
Gede Alpina Dendra
Gede Alpina Dendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Rombel 20

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Indonesia Harmonis dari Perspektif Generasi Milenial Indonesia

3 November 2022   12:20 Diperbarui: 3 November 2022   12:25 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seperti yang kita ketahui bersama saat ini, di seluruh dunia khususnya sosial media sedang maraknya pembahasan tentang generasi-generasi yang berkembang sekarang. Seperti contohnya generasi milenial yang hangat menjadi bahan perbincangan. Apakah yang dimaksud dengan generasi milenial ? Nah masih banyak orang yang bingung generasi milenial itu yang seperti apa dan bagaimana. 

Adapun beberapa orang yang menerka-nerka generasi milenial itu seperti apa dan apakah beberapa orang ini masuk dalam generasi milenial ini atau tidak. Untuk dapat mendefinisikan seseorang masuk ke generasi milenial sebaiknya harus mengetahui pengertian generasi milenial tersebut. Generasi milenial ini adalah orang-orang yang tahun lahirnya berkisaran dari tahun 1980an sampai tahun 2000. Generasi milenial ini mempunyai banyak sebutan seperti generasi Y, echo boomers, dan lain sebagainya.

Adapun beberapa pendapat dari para ahli tentang generasi milenial. Istilah kata generasi milenial ini khusunya milenial muncul dan ditemukan oleh seorang penulis yang memiliki nama William Strauss dan Neil Howe. William Strauss dan Neil Howe disepakati dan merupakan sebagai pencipta istilah kata milenial. Mereka memunculkan kata istilah tersebut pada tahun 1987. 

Saat kata milenial ini pertama kali muncul di tahun 1987, anak-anak kelahiran tahun tersebut sedang memulai pra sekolahnya dengan dihubungkanya kelompok-kelompok anak tersebut dengan kata istilah millennium. William Strauss dan Neil Howe mengeluarkan buku yang berjudul "The History of America's Future Generations. 1584 to 2069 (1991)" dan adapun buku yang lain, yang berjudul "Millennials Rising : The Next Great Generation (2000)" yang di dalam kedua isi buku tersebut mereka menulis tentang kelompok milenium.

Majalah yang berjudul Advertising Age mencetuskan istilah generasi Y di dalam isi majalahnya. Majalah ini diterbitkan pada tahun 1993, yaitu tepatnya di bulan agustus. Generasi y yang dapat disingkat menjadi gen y dalam majalah ini dimaksudkan anak-anak yang sudah berusia 11 tahun dan mungkin lebih muda atau remaja. Kelompok anak-anak ini dissingkat gen y didefinisikan sebagai kelompok yang tidak sama dengan kelompok gen x.

Jean Twenge adalah seorang psikolog yang membawa istilah generation Me yang menjelaskan istilah generasi milenial. Hal ini ada dalam isi bukunya yang berjudul "Generation Me: Why Today Young American Are More Confident, Assertive, Entitled and More Miserable Than Ever Before" buku ii diterbitkan oleh beliau pada tahun 2006. 

Di dalam isi buku Jean Twenge ini terdapat penjelasan tentang bahwa istilah yang dibeikan kepada kelompok anak-anak ini yaitu generasi milenial kurang tepat. Ini dikarenakan menurut Jean Twenge milenial itu adalah generasi yang sama dengan generasi x, dimana generasi x itu yang dimaksud adalah generasi x yang lebih muda dan lebih pas menjadi bagian di dalam generasi me. Menurut Jean Twenge memberikan beberapa ciri khas ataupun hal-hal yang hanya dimiliki oleh generasi me, seperti percaya diri, narsis, sadar pada haknya, dan toleran. Data ini didapatkan oleh Jean Twenge melalui survei dari kepribadian anak milenial. Lalu muncul artikel yang berjudul Millenial: Me Me Me Generation dari majalah Time yang terbit di tahun 2003. Di dalam isi majalah ini juga tercantum istilah dari Jean Twenge yaitu generasi me, dan istilah ini terus digunakan di media lainnya.

Kemudian seperti di awal ada seorang ahli demografi yaitu William Strauss dan Neil Howe sebagai orang yang mencetuskan istilah milenial, mereka mendefinisikan kelompok anak-anak yang dilahirkan antara tahun 1982 hingga 2000 adalah kelompok generasi milenial. Kemudian Neil Howe mengatakan bahwa beliau tidak bisa memisahkan generasi milenial dengan generasi Z jika mereka masih anak-anak, lain halnya jika mereka dewasa akan lebih mudah untuk membedakannya. 

Dengan pendapat itu Neil Howe menyatakan bahwa adanya garis pemisah sementara antar generasi khususnya generasi z dan generasi milenial. Kedua ahli ini yaitu William Strauss dan Neil Howe pernah menyatakan bahwa setiap generasi akan memiliki karakteristik mereka masing-masing. Dan karakteristik tersebut akan menjadi karakter generasi yang memiliki empat pola yang berulang terus menerus. Menurut William Strauss dan Neil Howe dalam hipotesisnya bahwa generasi milenial memiliki karakteristik empati yang kuat pada komunitas secara global maupun lokal dengan didasari berwawasan sipil. Adapun tujuh karakter dari generasi milenial. 

Menurut William Strauss dan Neil Howe tujuh karakter ini yaitu spesial, terlindungi, percaya diri, memiliki wawasan kelompok, tahan terhadap tekanan, selalu mengejar pencapaian, dan konvensional. Muncul beberapa kritik dari pengaruh yang diberikan oleh penelitian tentang generasi milenial yang diteliti oleh William Strauss dan Neil Howe. Tidak jauh-jauh kritik yang dilontarkan tersebut diberikan oleh Jean Twenge yang menurutnya bahwa William Strauss dan Neil Howe terlalu terburu-buru dalam hal pengambilan kesimpulan tentang pemberian nama kelompok anak-anak yaitu generasi milenial.

Kini generasi milenial sudah menginjak masa dewasa dan banyak yang mulai mendapat pekerjaan. Adapun pernyataan yang menyebutkan bahwa generasi milenial saat ini disebut sebagai salah satu dari beberapa generasi yang lumayan berpengaruh di dunia kerja dan bidangnya masing-masing.

Generasi milenial pun memiliki beberapa karakteristik yang menarik seperti yang pertama yaitu, kebanyakan 85 persen waktu yang dihabiskan generasi milenial adalah menggunakan gadgetnya. Generasi milenial ini disbut juga generasi yang pertama kali mengenal teknologi. Hal ini dapat dicontohkan seperti TV atau televisi, radio, dan masih banyak lagi teknologi lainnya. Sesuai dengan pernyataan tersebut faktanya generasi milenial menghabiskan waktunya dalam sehari untuk kebanyakan menggunakan gadgetnya seperti laptop, dan smartphone.

Adapan fakta generasi milenial yang berhubungan dengan pekerjaannya. Generasi milenial cenderung mendapat gaji atau upah yang lebih rendah dari generasi baby boomer atau orang tua dari generasi milenial. Kemudian Young Invicible melakukan studi yang dapat ditunjukan bahwa generasi milenial biasanya berpenghasilan atau mendapat gaji 20 persen lebih rendah dari orang tuanya yaitu generasi baby boomers.

Ada juga karakteristik yang sangat baik dari generasi milenial yaitu generasi ini menyukai yang namanya self improvement atau dapat diartikan dengan pengembangan diri. Ini dapat dibuktikan oleh sebuah studi yang diselenggarakan pada tahun 2015. Studi ini menunjukan juga bahwa 95 persen generasi milenial ini melaksanakan proses pengembangan dirinya sesuai resolusi tahun baru yang dimiliki.

Kemudian kita juga perlu mengetahui apa yang dimaksudkan dengan harmoni. Harmoni ini apat diartikan adalah sesuatu perpaduan antara beberapa faktor berbeda yang bekerjasama menciptakan keselarasan dalam mencapai sebuah tujuan sehingga terciptanya keindahan dan kepuasan tersendiri. Harmoni banyak bisa ditemui di berbagai hal seperti harmoni dalam music, dengan bunyi-bunyi yang berbeda dari alat music yang juga berbeda bersama dengan sedemikian rupa membentuk suatu lantunan yang indah.

Jadi Indonesia harmoni dapat diartikan dengan rakyat Indonesia yang mempunyai berbagai macam latar belakang yang berbeda bersatu menyelaraskan dan meningkatkan kualitas Indonesia di dunia. Serta mewujudkan kehidupan bangsa Indonesia yang nyaman. Dalam hal ini Adapun peran dari beberapa kelompok generasi seperti generasi milenial, generasi ini berperan sangat penting bagi harmonisasi Indonesia saat ini karena generasi milenial saat ini sudah meninjak dewasa dan mempunyai pekerjaan serta beberapa dari mereka sudah mulai masuk ke bidang pemerintahan untuk kedepannya menjadi pemimpin-pemimpin dan pemerintah di Indonesia untuk kedepannya membawa nama baik Indonesia di kancah dunia. Dengan generasi milenial yang berbeda-beda dari sabang sampai Merauke jika mereka mau bekerja sama dan saling menghormati dalam kehidupan sehari-hari ataupun dalam pekerjaan dan hubungan lainnya maka terwujudlah Indoneisa yang harmonis. Harmonis itu sendiri adalah tempat yang nyaman dan tentram sehingga Indonesia Harmonis yaitu negara Indonesia yang dapat ditempati oleh seluruh masyarakatnya dengan nyaman, tentram dan damai.

Penjagaan dan Pendidikan dalam bersikap juga diperlukan dalam usaha mewujudkan Indonesia Harmonis ini. Tidak dapat dipungkiri berbagai macam sikap muncul dari generasi milenial. Hal ini sebaiknya diperbaiki dan sebaiknya menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati dari segala latar belakang masyarakat yang ada di Indonesia.

Indonesia yang harmonis juga dapat dicapai dengan prinsip ajaran ataupun tradisi yang dipercaya oleh salah satu daerah di Indonesia, yaitu daerah bali. Masyarakat bali mempercayai ajaran Tri Hita Karana yang dimana berarti sebagai tiga hubungan yang baik. Hubungan pertama ke tuhan, kemudian hubungan dengan sesama, dan hubungan denga lingkungan. Jika ketiga hubungan ini menjadi dan dijaga dengan baik dengan melakukan hal yang positif maka terwujudlah Indonesia yang harmonis. Contoh dari hubungan dengan tuhan seperti rajin dalam berdoa dan mengikuti ajaran-ajarannya, untuk hubungan dengan sesama manusia seperti gotong royong dengan warga tempat tinggal dan untuk contoh hubungan dengan lingkungan seperti menjaga kelestarian hutan dan satwanya, dan contoh paling sederhana seperti menyiram tanaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun