Mohon tunggu...
gedeagussiswadi
gedeagussiswadi Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Researcher, Teacher

Nama: Gede Agus Siswadi TTL : Balirejo, 16 Agustus 1997 Hobi : Menulis, membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen

20 Mei 2020   18:58 Diperbarui: 20 Mei 2020   19:02 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 “selesaikan dalam waktu tiga hari, dan kita tidak bisa bertemu di kampus karena himbauan pemerintah saat ini, kalau kamu mau silahkan datang saja ke rumah untuk bimbingan”, tegas dosenku sambil menutup pulpennya yang baru saja menerjang proposalku.

“Baik pak, terimakasih pak karena sudah mengizinkan saya untuk datang ke rumah.

Aku pulang dengan membawa segudang coretan. Yahhh, memang lumayan jauh rumah dosenku dengan rumahku, tapi aku tetap lakukan karena memang mendesak bagiku. Sesampainya aku di rumah, aku segera membuka laptopku dan kembali merevisi apa yang sudah menjadi catatan untuk aku kerjakan dan perbaiki.

Tiga hari kemudian, aku kembali mengunjungi rumah dosenku, berharap beliau akan memberikan lampu hijau dan memberikan aku tiga huruf, yaitu Acc untukku. Mana tahu beliau iba kepadaku dengan wajahku yang mulai kusam dan awud-awudan, pupil mata yang sudah mulai menghitam seperti Panda akibat begadang. Siapa tahu juga beliau memberikan dispensasi untukku tidak perlu ujian dan langsung yudisium.

“Hehhehe mustahil !” Tetapi jawaban beliau masih tetap sama, REVISI !, semacam kata revisi itu melekat benar di mulutnya.

Malam itu aku langsung berkutat hendak menyelesaikan proposal penelitianku, hingga aku berharap aku menyelesaikan apa yang menjadi catatan oleh dosen pembimbingku, aku bisa menyelesaikannya dalam satu malam. Yahh, mungkin aku terlalu terobsesi dengan ceritanya Roro Jonggrang ketika itu Bandung Bondowoso bisa menyelesaikan seribu candi dalam waktu semalam karena ingin mempersunting wanita cantik jelita yang bernama Roro Jonggrang tersebut. Hingga akhirnya aku bisa tembus semalam untuk meyelesaikannya apa yang dikoreksi oleh dosen pembimbingku, serta aku putuskan untuk kembali bimbingan agar hari itu juga kata Acc dari dosen pembimbingku yang terkenal killer itu aku peroleh.

Ternyata ekspektasiku tidak sesuai dengan realita yang ada, karena cuaca sedang tidak bersahabat denganku, pagi itu hujannya sangat deras bahkan sampai seharian penuh hujan.

“Busettt, kok hujan yaa?”, tanyaku dalam hati. Padahal aku harus pergi bimbingan sekarang, tapi tidak mungkin juga aku nekat hujan-hujanan ke rumah dosenku, hingga aku putuskan untuk besok pagi aku bimbingan dengan dosen pembimbingku.

Keesokan paginya aku bersemangat untuk bimbingan, karena aku ingin memastikan apakah hari ini aku akan mendapatkan Acc dari dosenku atau malah revisi lagi. Dengan penuh harap aku kembali menghubungi dosenku melalui pesan singkat di whatsApp, hingga akhirnya aku diijinkan lagi untuk datang ke rumah dosenku. Sesampainya aku di rumah beliau, aku langsung memberikan revisian proposalku sesuai dengan apa yang diarahkan. Pembimbingku hening sejenak sembari membuka lembaran demi lembaran proposalku.

“Kamu bisa saja bapak Acc sekarang, tapi tidak memungkinkan juga untuk melakukan penelitian, karena objek penelitian di sekolah, dan sekolah masih tutup”, kata dosenku pedas.

“Terus saya harus bagaimana bapak”….? Tanyaku sambil meminta petunjuk,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun