Stereotif yang timbul belakangan ini adalah seorang penulis merupakan orang yang membosankan, kutu buku, introvert, dsb. Ini adalah pembahasan yang cukup seksi jika dikupas.Â
Terlebih lagi untuk kalangan mahasiswa yang biasanya dituntut untuk dapat menulis beragam karya, contoh yang paling sederhana adalah opini atau tugas makalah yang diberikan dosennya. Mahasiswa akan mulai memelas, mengeluh, dan kehilangan ide untuk menuangkan gagasannya dalam tulisan.
Tapi mereka tidak akan pernah menyadari bahwa menulis sebenarnya bukan hal yang negative dan harus dihindari. Apalagi dengan timbulnya era disrupsi teknologi yang dimana terjadi sebuah proses peralihan dari penggunaan sumber daya manusia ke digital. Tentu hal ini akan berdampak besar jika tidak diimbangi dengan kesiapan kita mengikuti arus global tersebut.Â
Menulis adalah kegiatan menuangkan berbagai gagasan ke dalam bentuk tulisan yang kritis, inovatif, dan sesuai dengan gaya penulisan yang dikuasai oleh penulis itu sendiri. Sebenarnya skill ini wajib dikuasai mahasiswa, meskipun tidak semuanya bisa menulis, tapi itu bukan perkara tidak bisa, namun hanya belum terbiasa.
Mereka juga tahu, apapun yang dilakukan karena terbiasa pasti akan nyaman untuk dilakukan di kemudian hari. Terkhusus mahasiswa yang memang di Indonesia khususnya jika akan memasuki semester akhir pasti menemui yang namanya "skripsi" suatu momok menakutkan yang biasanya dihadapi mahasiswa, yang tidak jarang membuat mereka frustasi, kurang gizi, dan bahkan berujung bunuh diri.Â
Tentunya hal seperti itu sudah massif terjadi, dan itu bisa disebabkan karena beberapa factor, yakni factor internal dan eksternal. Â Factor internalnya adalah mental mahasiswa yang tidak siap dengan adanya tekanan apalagi untuk bimbingan skripsi dan juga bisa saja karena sifat malas yang menyebabkannya tidak pernah mencari referensi dan berlatih menulis.Â
Factor eksternalnya adalah mereka cenderung bergaul dengan circle pertemanan yang kurang baik. Biasanya akan ditemui kalimat "ngapain buat tugas, mending main aja. Urusan itu mah belakangan!" dan ketika orang itu sudah terkena sugesti, akan habislah nasibnya dalam pembuatan skripsi.
Namun kita focus pada satu titik, yakni menulis. Sudah banyak pengantar dan latar belakang yang disampaikan di atas, kini kita beranjak ke topic utama yang sarat akan makna jika diatensi dengan baik. Untuk mahasiswa, keterampilan menulis ini akan membawa dampak besar pada hidup mereka kelak.Â
Bagaimana tidak, apapun program studi yang diambil, apapun keterampilan yang kita miliki, kita tidak akan bisa lepas dari yang namanya skill menulis.Â
Misalkan di prodi ilmu komunikasi yang prospek kerjanya sebagai jurnalis, tentu harus membutuhkan skill menulis untuk pembuatan berita, ada juga prodi Bahasa Indonesia yang menuntut mahasiswanya untuk bisa membuat karya sastra, essay, artikel, serta prodi-prodi lain yang pasti saja dituntut untuk membuat tugas yang ada korelasinya dengan menulis.Â
Selain itu, penulisan skripsi juga tidak boleh sembarangan dan harus melalui banyak revisi, hal ini jika tidak diimbangi dengan keterampilan menulis maka akan menghambat proses skripsi mereka.
Selain itu, menulis akan dapat mendukung kemajuan studi kita, seperti pembuatan tugas yang akan cepat selesai, mengikuti perlombaan menulis dan memenangkannya, lebih bijak menulis postingan di media sosial, dan bahkan bisa melakukan promosi dengan omongan manis nan mengikat mereka untuk dapat membeli produk atau jasa yang kita tawarkan sehingga dapat menghasilkan uang.Â
Jaman sekarang adalah jaman serba susah untuk mencari uang, namun sudah ditawarkan beragam solusi yang mudah untuk mendapatkannya, salah satunya adalah dengan keterampilan menulis.Â
Jadi, secara eksplisitnya adalah dengan menulis kita akan lebih pandai berimajinasi dan berinovasi untuk mengembangkan potensi diri kita dan bahkan jika kita niat untuk menjadi penulis, bisa saja karya kita akan dilirik oleh para jurnalis atau CEO sebuah media periklanan/media online, dsb untuk merekrut kita menjadi penulis disana. Tentu itu adalah suatu hal yang membanggakan.
Sebenarnya menulis itu bukanlah bakat alami yang ada di diri kita sejak kita lahir. Namun menulis adalah sebuah keterampilan yang jika terus diasah dengan rajin berliterasi, rajin berlatih menulis, dan rajin untuk belajar kepada orang yang sudah memumpuni, maka kita akan bisa meningkatkan keterampilan tersebut.Â
Sudah sepantasnya, sebagai mahasiswa atau kaum intelektual bisa pandai merangkai kata-kata lewat tulisan dan yang pasti adalah tulisan yang mengandung makna dan tidak menjatuhkan pihak manapun. Maka hapuslah stereotif negative tentang menulis, karena menulis itu menyenangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H