Di hari kedua, yakni 5 Juni 2021 Yayasan Puri Kauhan Ubud kembali lanjutkan workshop secara daring serangkaian digelarnya perlombaan penulisan karya sastra Bali dengan tema sastra Bali Klasik yang dimoderatori kembali oleh ibu Teguh Mahasari. Dalam hal ini Staff Khusus Presiden Pemberdayaan RI, bapak Sukardi Rinakit menyampaikan bahwa dengan berkarya sastra kita sudah meletakkan memori baru ke memori lama pada sastra sebagai catatan peradaban atau perubahan. "konteks gering agung, Pamarisudha Gering ini, dengan membuat sastra klasik maupun modern terlebih lagi kepada generasi muda yang merasa bosan dan berhenti untuk berkarya. Namun, dengan adanya kegiatan semacam ini yang terbuka untuk umum diharapkan agar semua orang bisa membuka kembali pola pikirnya untuk kemajuan bersama dengan terus berkarya. (Gsa"04)
Wokshop kali ini dibagi menjadi dua sesi sesi awal diisi oleh Drs. Dewa Gede Windu Sanjaya, M.Hum selaku pemateri menyatakan bahwa "Ngawi Geguritan" ungkapan dari perasaan manusia yang bisa dituangkan ke dalam bentuk sastra, sastra warisan kebudayaan yang dimiliki setiap daerah yang berbeda. Dengan melestarikan budaya tradisional yang diberikan oleh leluhur terdahulu, maka sejarah tulisan tidak akan pernah hilang walaupun kemodernan sastra sudah semakin berkembang, kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yakni oleh I Wayan Suteja, M.Hum dengan pemberian materi yakni tentang "Ngawi Kidung" ini diharapkan Era pandemi  memang berdampak dahsyat bagi semua orang, terlebih lagi kepada generasi muda yang merasa bosan dan berhenti untuk berkarya. Namun, dengan adanya kegiatan semacam ini yang terbuka untuk umum diharapkan agar semua orang bisa membuka kembali pola pikirnya untuk kemajuan bersama dengan terus berkarya.
  Â
(Oleh : Gede Suka Adnyana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H