Artemis, Chandra, Luna, Chang'e, Ratih. Berabad-abad lamanya manusia menaruh rasa kagum kepada rembulan. Dalam berbagai kebudayaan, Bulan punya peran sentral dalam tata cara berkehidupan dan hal ihwal spiritual. Penampakan bulan sering kali memberikan inspirasi kepada para penyair dan pujangga melahirkan karya-karya yang tiada dua.
Bulan Januari tahun ini bisa dibilang kado spesial untuk para pengagum Bulan. Setelah diawali dengan Supermoon di Malam Tahun Baru, pada tanggal 31 Januari nanti Bulan akan menampilkan wajah yang mungkin bisa membuat semua orang terpana. Bulan yang biasa terlihat putih benderang, kali ini akan memerah darah. Fenomena yang disebut Bloody Moon ini jadi spesial karena ini adalah Blue Moon, Super Moon sekaligus gerhana Bulan Total pertama sejak 31 Maret 1886, atau kurang lebih 153 tahun yang lalu. Untungnya, kita bisa menikmati langsung fenomena ini di sini, di Indonesia.
Untuk yang asing dengan istilah Blue Moon, Blue Moon adalah istilah yang digunakan untuk Bulan Purnama kedua dalam sebulan yang terjadi hanya sekali dalam kurun waktu dua atau tiga tahun. Saking jarangnya fenomena ini, ada idiom "once in a blue moon" yang berarti kejadian yang sangat jarang terjadi. Ditambah lagi, waktu terjadinya Blue Moon bertepatan dengan Super Moondan gerhana Bulan Total pertama di Tahun ini.Â
Posisi Bumi diantara Matahari dan Bulan ini mengakibatkan cahaya Matahari terlebih dahulu melewati atmosfer bumi, yang mana lebih banyak membiaskan spektrum warna hijau dan biru, sehingga membuat Bulan akan terlihat memerah dan Super Moonakan membuat Bulan terlihat 14% lebih besar dan 30% lebih terang. Tentunya kombinasi ini dapat membuat pemandangan jadi sangat spektakuler.
Dalam kepercayaan Nusantara, Gerhana Bulan sering dihubungkan dengan waktu terbukanya gerbang ke antar dimensi. Kocap carita, di waktu wilayah Nusantara masih dalam satu daratan, para setan dan tuannya yaitu iblis pernah menggunakan kekuatan yang didapat dari peristiwa gerhana matahari total untuk membuka portal gaib antar dimensi.Â
Dalam Babad Tanah Jawi, peristiwa Gerhana Bulan sering diidentikan dengan keruntuhan dan kerusakan. Hal ini bisa saja merupakan interpretasi puitis dari fenomena Blood Moonyang terjadi setiap Gerhana Bulan. Karena memerahnya Bulan, bisa jadi indah sekaligus misterius pun menakutkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H