Mohon tunggu...
Gede Surya Marteda
Gede Surya Marteda Mohon Tunggu... Freelancer -

Mencari jati diri di belantara Hutan Jati. Berusaha semampunya untuk menjadi pribadi yang humoris.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Predator Sexual Tidak Pilih-pilih Mangsa

25 Desember 2017   09:13 Diperbarui: 25 Desember 2017   10:13 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Status junior saya pagi ini di akun sosial medianya sukses membuat urat syaraf saya menegang tanpa perlu pemanasan. Junior saya ini, sebut saja Julia, menurut saya muslimah yang baik. 

Mulai berkomitmen menggunakan jilbab syarii ketika berkuliah dan hampir selalu mengenakan longdress atau gamis dengan ukuran yang lebih besar dari tubuhnya.  Hingga saat ini Julia juga masih konsisten untuk terus menutupi aurat yang menurut wanita adalah hal khusus yang harus dilindungi untuk tidak mengundang nafsu syahwat para lelaki. 

Hanya sejauh itu saya kenal dengan adik kelas saya ini, tapi dengan informasi sekecil itu saya berani diajak bertaruh kalau adik kelas saya ini bukan anak yang neko-neko.

Pagi ini dia menceritakan pengalamannya yang menurut saya sangat menakutkan untuk sebagian besar kaum wanita. Di perjalanan menggunakan Busway, Julia menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang laki-laki berotak lebih kecil dari koin 50 rupiah. 

Cerita berikut adalah cerita lengkap yang dituturkan oleh Julia di media sosialnya, tanpa dikurang-kurangi dan dilebih-lebihkan.

AIB? TAKUT? MALU?
Aneh, karena saya tidak takut dan tidak malu.

Malam ini adalah malam yang paling panjang dalam hidup saya dan malam yang membuat saya berkata, "oh, inilah dunia, keras dan kejam".

Malam ini saya naik busway jurusan harmoni-PGC, seperti biasa suasananya rame, desak2an dan penuh suara ibu-ibu ngeluh karena busway ga dateng2. Saya nunggu busway di koridor tujuan PGC sekitar jam 19.45.

Saat busway datang, semua penumpang berebut masuk ke dalem busway sampe sikut sana-sini. Tapi anehnya, ada seorang laki-laki di depan saya dimana dia ga masuk ke dalam busway. Dia ini cuma diem dan karena dia tepat di depan saya dan posisi kami paling pinggir, saya jadi ga bisa jalan. 

Karena busway udah penuh, yaudahlah ga naik busway, sayapun harus nunggu busway berikutnya. Dalem pikiran saya pertama kali, kok nih orang aneh ya ga naik, padahal pintu kebuka dan masih muat tuh buswaynya (ga sengaja saya jadi suudzon kalo nih orang 'aneh', tapi saya malu karena jadinya suudzon). 

Beberapa saat setelah busway pergi, dia malah mundur dan posisinya persis di belakang saya. Well, saya mulai agak curiga.

Ga beberapa lama kemudian, saya ngerasa bahwa bagian betis pria itu menyentuh bagian betis kiri saya dan ada sesuatu yang saya rasakan di paha saya. Deg, wah gawat. Saya mulai curiga kalo dia ini mau macem2. 

Saya ubahlah posisi berdiri saya, tapi dia malah semakin mepet ke bagian belakang kaki saya dan persis saya ngerasa ada sesuatu yang 'keras' sedang dimaju-mundurkan. 

Pikiran saya langsung kacau, di saat itu juga saya sadar bahwa saya sedang menjadi korban pelecehan seksual di tempat umum. Saya beristighfar sambil terus ubah posisi berdiri.

Ya, pikiran saya kacau banget sampe saya gemetaran. Akhirnya saya beraniin diri untuk nyikut dia dan bilang, "ngapain sih mas?" sambil masang muka jutek dan mata melotot. Akhirnya dia mundur. 

Disini pertama kalinya saya ngerasa jantung saya udah mau copot. Ya, sangking kencengnya berdetak. Saya berdoa sama Allah untuk dikuatkan dan dihindarkan dari sesuatu yang ga baik, dengan niat yaudahlah gitu sabar aja. 

Tapi ya, emang dasarnya saya tipikal orang yang cukup berani, akhirnya saya bilang dalem hati kalau sekali lagi dia kayak gitu, hah, ga ada pun buat elohhhhhh. Suasanapun udah tenang.

Tapi beberapa saat kemudian, saya ngerasa lagi ada sesuatu yang bergerak maju-mundur di paha saya. Rasanya? Dunia seakan-akan gelap. Saya udah gelap mata dan akhirnya balik badan dan bilang ke dia itu, "Heh mas, jangan kurang ajar ya. Ga punya sopan santun. Ngapain gesek2 ke paha saya? Gila ya?", wah langsung gaduh. 

Dia langsung mundur ke belakang sambil bilang, "saya ga ngapa2in kok mbak" dan lain sebagainya. Semua bapak-bapak dan mas-mas di sekitar saya langsung narik kerah baju dia dan 'bag bug'. Well, dia dijotos dan semua penumpang busway panik. 

Ga lama kemudian petugas busway dateng dan dia dibawa ke kantor busway (beserta saya tentunya). Heboh, ya, pas banget ada patroli TNI lewat dan ikutan nimbrung.

Sesampainya di kantor, langsung mulai intergorasi berdarah. Kenapa? Karena dia ga mau ngaku dan ga jawab kalau ditanya, maka jotosanlah yang melayang. Muka udah bonyok, gigi rontok 2 biji, hidung berdarah. 

Saat diinterogasi terkuaklah fakta bahwa dia ga pakai pakaian dalem dan emang dari rumah udah niat berbuat ga baik. Saya cuma bisa ngeliatin sambil ga percaya. 

Wow, super, berani mati banget nih orang. Dia ga bawa ktp, ga bawa dompet dan seluruh isi hpnya adalah foto dan video bokep.

Sepanjang interogasi saya dikasih minum dan ditenangin. Wajah saya pucet, saya menggigil dan gemetaran. Tapi anehnya saya ga nangis dan saya tau itu karena shocked berat. Ya, saya ga nangis coba, cuma natap kosong. Udah jadi korban trus saya harus liat darah juga dimana2. Sesuatu yang 'wah banget'.

Dari hasil interogasi, malem ini adalah waktu yang kesekian kalinya dia berbuat begitu di wilayah busway. Semua korbannya dulu ga pernah ada yang berani teriak dan lapor ke petugas. 

Takut? Ya, Malu? Ya, Dilema? Banget. Ketiga hal ini yang bikin semua korbannya diem aja saat diperlakukan kayak gitu, termasuk saya. Tapi itu ga akan buat saya mundur untuk melindungi diri saya.

Saya ingin banget bilang ini kepada semua wanita...

TOLONG JANGAN TAKUT. TOLONG JANGAN MALU. TOLONG JANGAN DILEMA DAN AKHIRNYA DIEM AJA.

Sayapun merasakan apa yang kalian rasakan.
Saya takut banget kalau dia bawa pisau dan nusuk saya saat saya teriak. Saya malu banget teriak dan seolah-olah bilang ke semua orang kalau saya baru aja menjadi salah satu dari korban pelecehan seksual di tempat umum. 

Saya dilema banget karena tau bahwa dia akan dihajar oleh penumpang dan petugas. Tapi saya ga mau diam. Diam hanya akan buat mereka semakin berani, semakin sering melakukan dan semakin menjadi-jadi. Kediaman kita yang bikin semuanya ini terus berlanjut.

Be strong, be brave, you are more than you think..

Jangan pernah takut karena semua orang akan melindungi kalian, mencemaskan kalian bahkan membela kalian. Jangan takut akan status negatif 'korban pelecehan' yang akan melekat ke diri kalian. 

Jangan takut kalaupun kalian mendengar tanggapan dan sapaan negatif di kemudian hari. Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui. Kadang, ada saat-saat dimana kita harus bersabar saat dizhalimi, saat disakiti, saat dibuat menangis.

TAPI HEI WANITA, HAL ITU GA BERLAKU SAAT KITA DILECEHKAN, APALAGI SECARA SEKSUAL.

Diam hanya akan membuat kita ga berdaya. Diam hanya akan membuat kita terlihat lemah. Dan diam hanya akan membuat mereka semakin liar dan menjadi tak terkendali. Udah saatnya kita bangkit. 

Bersuaralah, kalaupun ga didengar oleh orang yang harus mendengar, maka Allah udah melihat bahwa kita telah berjuang. Itu aja. Keadilan ga harus datang saat ini, di waktu ini, di dunia ini.

 Tapi keadilan akan datang saat kita semua sudah berserah kepada Allah dengan perjuangan dan kerja keras yang nyata, sekalipun itu di penghakiman yang paling akhir. 

Mari, kita buktiin kalau kita ini hebat, ga bisa dijadikan budak nafsu seenaknya, ga bisa dijadikan pelampiasan kalau lelaki di luar sana haus kasih sayang dan KITA INI TERHORMAT. Remember this!

Semoga Allah selalu melindungi kita dalam setiap kebaikan serta melimpahkan kekuatan dan keberanian kepada kita kaum perempuan untuk bisa menjalani hidup yang sebentar ini. Aamiin ya Allah...

Dalam kasus pelecehan seksual itu, posisi perempuan itu adalah korban bung, KORBAN. Selalu seperti itu. 

Bagaimana perempuan berpenampilan dan alasan-alasan bullshit lainnya itu hanya sekedar insecuritaslaki-laki dengan syahwat yang besar tapi nyali dan hati yang kerdil. Kejadian yang menimpa Julia ini salah satu contoh bahwa seberapa baik pun seorang perempuan berusaha untuk melindungi dirinya, tetap ada saja penjahat-penjahat kelamin yang siap menarget mereka.

Stop mengambinghitamkan perempuan dalam kasus-kasus seperti ini, merekalah yang paling butuh dukungan, sokongan, dan bantuan. 

Bukan laki-laki bangsat yang memanfaatkan norma-norma bodoh yang datangnya dari budaya patriarkis. 

Untuk saya, yang mungkin suatu saat memiliki anak perempuan, masyarakat yang saya harapkan hadir adalah masyarakat yang bisa menimbang-nimbang secara kritis tragedi macam ini. Bukan yang berlindung dibalik status quo dan norma-norma yang buta.

Ralat: Sebelumnya disebutkan KRL, sebenarnya adalah Busway.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun