Media sosial hari ini diramaikan dengan berita kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Sidney karena seorang pemuda bernama Lamar Hickson (26) berhenti di tengah-tengah jalan tol untuk menangkap pokemon yang berujung pada kecelakaan beruntun di Tol tersebut. Bahkan hashtag #DontPokemonGOandDrive menjadi trending topik di dunia maya.
Kompasianerpun tak lewat memberitakan hal tersebut salah satunya Mbak Maria Citinjak dengan artikelnya Sadari Bahaya Keselamatan yang Mengincar Pemain Pokemon Go, yang secara moral jelas memiliki poin-poin yang solid.Â
Namun sayangnya, seperti wabah yang terjadi juga pada media-media konvensional kita, pembuatan artikel ini melewatkan proses klarifikasi fakta yang sangat penting dalam pembuatan sebuah berita.
Dilansir dari Snopes.com, Gizmodo.com, dan banyak lagi situs terdepan yang membahas teknologi dan game bahwa berita yang dikeluarkan tersebut adalah berita palsu atau hoax. Tidak hanya berita tentang kecelakaan, berita tentang penusukan dan perampokan anak yang bermain pokemon GO di Australia pun diverifikasi sebagai kebohongan.Â
Foto yang digunakan sebagai ilustrasi berita tentang kecelakaan tersebut memang foto asli namun bukan dari insiden tersebut melainkan dari kecelakaan di Tol dalam kota di dekat kota Denver, Amerika Serikat pada Maret 2016. Jadi jelas-jelas berita tersebut adalah berita rekayasa.
Semua ini berawal dari berita yang dikeluarkan oleh CartelPress.com pada July 2016. Ternyata setelah usut punya usut CartelPress.com ini memang sebuah situs berita abal-abal yang sering mengeluarkan berita dengan informasi yang salah. Namun apa daya kerasnya belantara persaingan media, sehingga banyak juga media konvensional yang mengutip ataupun menerbitkan ulang berita ini dengan tergesa-gesa.
Salah satu contohnya adalah TechWorm.com. Beberapa saat setelah mengeluarkan berita tersebut, media teknologi ini langsung mengeluarkan pengumuman bahwa berita yang disebarkan adalah hoax dengan menyertakan sumber berita.
Bahkan The Jakarta Post.com, salah satu media ibukota dengan kredibilitas tinggi ini pun luput melakukan verifikasi sehingga harus menghapus kembali berita yang telah dikeluarkan sebelumnya.
Salam hangaat!