Mohon tunggu...
Gedang Kepok
Gedang Kepok Mohon Tunggu... -

Gedang Kepok adalah nama pena untuk penulis Kompasiana ini. Karena satu dan lain hal, identitas asli Gedang Kepok belum bisa diungkapkan di profil penulis. Gedang Kepok tertarik dengan banyak hal, mulai dari politik, budaya, dan humaniora. Semua tulisan akan diabdikan untuk kebebasan berpikir, kemanusiaan, dan demokrasi! Salam Kompasiana! God bless Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Hasto, PDIP, dan Wajah Koruptor!

14 April 2015   00:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:08 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hasto, sekjen PDIP memang bukan koruptor. Dia belum pernah menduduki jabatan publik. Tidak ada jejak korupsi di karir politiknya sebagai politisi di PDIP. Namun demikian, ucapannya yang menyerang KPK pasca gagalnya calon Kapolri pilihan Mega, membekas sangat dalam di hati orang kebanyakan. Dan ketua umum terpilih dalam kongres Bali, akhirnya memilih Hasto menjadi sekretaris jenderal definitif PDIP. Sebuah posisi yang akan memberikan etalase bagi PDIP! Melihat Hasto lima tahun ke depan, adalah melihat PDIP. Malangnya, bukan PDIP yang anti korupsi tetapi PDIP yang dikenal publik sebagai bumper koruptor--pembunuh KPK!

KPK memang tidak mati dan orang-orangnya berganti. Tetapi gejolak dahsyat yang telah mengharu-biru rakyat dalam menolak BG telah membuat PDIP, Megawati, dan Hasto sebagai wajah yang tidak anti korupsi. Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi namun yang muncul di mata publik adalah Hasto, Megawati, dan PDIP sebagai banteng yang membela BG mati-matian bahkan menyerang pimpinan KPK yang telah menggagalkan BG maju sebagai Kapolri.

Megawati mungkin punya pertimbangan lain atau Megawati mungkin melihat Hasto sebagai kader yang loyal [bc; loyal pada Megawati] dan dia tak peduli dengan "image" PDIP lima tahun ke depan. Mega yang mengaku sebagai ahli pidato paling hebat merasa yakin bahwa roh Sukarno dan air mata yang bercucuran di depan orang banyak akan membawa PDIP pada kejayaannya. Dia tidak sadar bahwa dengan air mata masa depan menjadi kabur, dan pandangan menjadi lamur. Hasto, yang tanpa sungkan-sungkan memperjuangkan BG dengan segala cara, termasuk mengkriminalkan pimpinan KPK, di mata Megawati tampak seperti ksatria! Sayang-disayang, Mega tidak bisa melihat dengan mata hati yang lebih jernih sperti yang dilihat rakyat jelata yang menjadi basis dukungannya. Bagi orang kebanyakan, melihat Hasto adalah melihat panglima yang berdiri di barisan paling depan dengan panji-panji merah bergambar buaya yang lapar!

Begitulah, konon kekuasaan yang terlalu lama memang melenakan dan cenderung merusak! Suharto yang sederhana terperangkap dengan harta dan sanak-keluarga yang merongrong kewibawaannya.  Megawati yang secara aklamasi dipilih kesekian kalinya mengutamakan juga anak-anaknya dan orang orang dekatnya meski terinidkasi pernah korupsi! Bukankah ini persis seperti rejim yang dulu dilawannya mati-matian pada diri Suharto?

Singkat kata, dengan Hasto sebagai sekjen PDIP, kita tidak akan melihat panji merah dengan banteng yang siap menerjang, tetapi panji merah dengan gambar buaya yang serakah!

Salam Kompasiana! Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun