Tekanan mafia dan partai politik pendukung Jokowi itu begitu luar biasa. Pendukung Jokowi khawatir, dukungan saat Pemilu untuk Indonesia Baru dengan pemerintahan yang bersih akan sia-sia. Tagar #shameonyoujokowi pun bergema di dunia maya. Dan alhamdulilah, Jokowi bisa berkelit dari jebakan betmen sekaligus menegaskan dirinya bukan boneka.
Tentu saja calon tunggal BG masgul, dan tidak bisa tersenyum saat keluar dari Istana. Skenario partai pendukung untuk meloloskannya jadi Kapolri masih tertunda. Hampir sama, Surya Paloh dan Mega juga terpaksa tersenyum masam mengetahui lowbat-nya baterai di remote control yang mereka pegang. Hasto Kristianto, Sekjend PDIP menjadi proxy yang gagal memuluskan pelantikan BG sebagai Kapolri. Hasto tak berani tersenyum, mukanya ditarik dengan wajah yang masgul.
Keputusan Jokowi memang tidak bisa memuaskan semua pihak. Namun setidak-tidaknya keputusan ini memberikan waktu bagi KPK untuk bekerja menyelesaikan PR-nya membantu POLRI membersihkan diri dari mafia. Tantangan yang tidak mudah, karena ke depan KPK pasti mendapat serangan dan kepungan dahsyat dari para pencoleng and penggarong negara. Mafia yang sebelumnya bersaing dengan berlindung di balik KMP dan KIH, sekarang bersatu dengan tujuan baru--mendelegitimasi dan menghancurkan KPK serta mengisolasi Jokowi dari para pendukung reformisnya.
Sudah saatnya para pendukung Jokowi bersatu dan mengkritisi sepak terjang partai-partai di parlemen dan para menteri yang berafiliasi dengan partai. Sebagian besar mereka bukanlah KITA. Banyak dari mereka adalah bagian dari mafia yang tidak ingin melihat Jokowi berhasil membersihkan Indonesia dan menumpas gurita mafia.
Doa untuk Demokrasi, KPK, dan reformasi yang dijalankan Jokowi!
Salam Kompasiana! Merdeka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H