Mohon tunggu...
Gedang Kepok
Gedang Kepok Mohon Tunggu... -

Gedang Kepok adalah nama pena untuk penulis Kompasiana ini. Karena satu dan lain hal, identitas asli Gedang Kepok belum bisa diungkapkan di profil penulis. Gedang Kepok tertarik dengan banyak hal, mulai dari politik, budaya, dan humaniora. Semua tulisan akan diabdikan untuk kebebasan berpikir, kemanusiaan, dan demokrasi! Salam Kompasiana! God bless Indonesia!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Togog Tedjomantri dan Wajah Politik Pemerintahan Jokowi

27 Januari 2015   05:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan kebetulan, Togog sebenarnya punya nama yang lebih keren, Tedjomantri. Dhalang dalam wayang kulit Jawa selalu menyebut nama Tedjomantri setiap kali memunculkan Togog sebagai pengikut sekaligus penasehat spiritual raja-raja seberang (baca: luar Jawa)--yang biasanya hanya mau mengeruk kekuasaan dan kekayaan. Memang sudah digariskan, Tedjomantri ini selalu mengabdi pada raja yang kaya dan tidak peduli dengan kebenaran dan keadilan. Jangan salah baca dengan nama Menteri Tedjo, yang merupakan pentolan Nasdem dan pengikut "Raja Paloh" dari Sumatera. Takdir memang susah dibaca dan kebetulan juga merupakan garis takdir yang oleh orang Jawa sering dibaca sebagai "tanda". [caption id="" align="aligncenter" width="280" caption="Jangan keliru Menteri Tedjo dengan Tedjomantri"][/caption]

Togog alias Tedjomantri

(Sumber: https://wayang.files.wordpress.com/2010/07/togog_yogya.jpg)

Cerita tentang Tedjomantri memang tidak jauh dari kerakusan. Mulutnya lebar karena ia ingin memakan gunung demi memuaskan nafsunya. Dari dewa yang tampan, ia berubah menjadi jelek, perut besar, mulut lebar seperti "buaya" dengna moncong merah--bukan putih. Tak pelak suaranya pun cempreng danmenyakitkan orang-orang yang mendengarnya. Dari keturunan dewa, ia berubah menjadi rakyat jelata yang "tidak jelas" dan selalu mengabdi kepada raja yang kaya tanpa peduli dengan keadilan dan kesejahteraan rakyat jelata. Apa cerita ini menggema dalam suasana politik Indonesia? Jokowi memang tidak beruntung karena ia didukung oleh banyak tangan-tangan kekuasaan serta mafia yang mau mencari kepentingan. Apalagi pemerintahan Jokowi juga didominasi oleh suara-suara sumbang, yang tidak hanya menyakitkan rakyat tetapi juga akan memberi wajah politik pemerintahan yang tidak ramah kepada rakyat dan bersuara sumbang pada keadilan. Menteri Tedjo memang tidak sejelek Tedjomantri secara fisik, tetapi wajahnya akan menjadi wajah politk pemerintahan Jokowi sampai lima tahun ke depan kalau tidak segera diganti. Apakah wajah buram dan "tidak jelas" dari politik pemerintahan Jokowi ini mau dipertahankan? Itu keputusan politik Jokowi yang harus berbagi dengan partai pendukung. Nasdem dengan Surya Paloh yang kaya raya punya akses kekuasaan untuk menentukan politik ke depan di tangan Menteri Tedjo. Kalau Jokowi mau meberi wajah politk pemerintahan buram dan tidak jelas, ia akanmempertahankan Menteri Tedjo yang tidak bisa mendengar suara rakyat dan tidak peka dengan suara keadilan. Politik memang kejam dan Jokowi punya banyak pilihan. Gedang Kepok berharap, Jokowi belajar dari politik Togog Tedjomantri yang sering menafikkan kebenaran dan keadilan serta suka membela mereka yang salah dan bermasalah.  Dalam banyak hal, Togog Tedjomantri sering menjerumuskan (Jawa: 'njlomprongke") dan kita berharap Jokowi tidak akan terjerumus dengan permainan politik ala Togog Tedjomantri. Salam Demokrasi! Salam Kompasiana! Merdeka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun