Mohon tunggu...
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 206
KKN KOLABORATIF KELOMPOK 206 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN KOLABORATIF KELOMPOK 206 JEMBER 2023

Difabel dalam mengembangkan potensi diri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tahu Tuna sebagai Produk UMKM yang Kaya Nutrisi

26 Desember 2022   16:57 Diperbarui: 26 Desember 2022   17:15 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahu tuna sebuah terobosan makanan berbahan dasar ikan yang kaya nutrisi. Sejak tahun 2012, berawal dari tahu putih biasa yang merupakan usaha rumahan turun temurun dari keluarga. 

Pak Hartono selaku pemilik usaha seiring dengan berjalannya waktu melihat peluang untuk mengembangkan usaha tahu tersebut. Inspirasi pembuatan tahu tuna di dapat dari rasa penasaran dengan produk tahu tuna dari Pacitan yang beliau beli.  Dari mencoba produk tahu tuna tersebut  akhirnya Pak Hartono membuat resep sendiri. Tentu saja dalam proses pembuatannya terdapat banyak trial dan error yang dialami demi memperoleh resep yang sesuai. Hingga akhirnya di temukan resep yang saat ini menjadi produk Tahu tuna As-Syauqi.

Adanya terobosan untuk membuat tahu tuna dilatarbelakangi oleh background keluarga yang menekuni usaha tahu sekaligus menggeluti usaha Pengolahan ikan Tuna yaitu nuget dan abon. Dari hal inilah muncul keinginan untuk membuat olahan produk lainnya. Pada awalnya untuk menemukan resep, proses produksi hingga pemasaran terdapat banyak kendala yang ditemui. Seperti pada proses menemukan resep yang seringkali mengalami kegagalan karena belum diketahui takaran yang pas dari bahan bakunya. 

Ketika proses produksi juga ditemukan kendala ketika menghaluskan daging tuna yang harus dilakukan secepat mungkin dengan kondisi ikan masih dingin, karena jika ikan dibiarkan terlalu lama dalam kondisi suhu ruang dapat merusak kualitas ikan sehingga bisa menimbulkan efek gatal. Berkali-kali Bu Hartono terpaksa harus membuang adonan tahu tuna karena gagal diolah. Kemudian dalam proses pemasaran terkendala harga jual yang dianggap terlalu tinggi bagi masyarakat sekitar.

Dokpri
Dokpri

Pada awalnya harga tahu tuna sendiri Rp. 1000 per pcs, sedangkan dalam satu kotak biasanya berisikan 10 pcs dengan harga Rp. 10.000. Setelah di produksi tahu tuna akan bertahan setengah hari di suhu ruang dan dapat bertahan 1 tahun jika dalam keadaan beku. Dengan banyaknya tantangan yang dihadapi membuat Pak Hartono sempat berhenti melakukan produksi tahu Tuna. Beliau sempat berhenti 1 tahun tapi kemudian mencoba peruntungan lagi untuk menjalankan usaha tahu Tuna lagi hingga sekarang. Adanya kenaikan harga bahan pangan yang disebabkan karena kenaikan harga bbm membuat harga olahan tahu tuna juga terkena dampaknya. Saat ini tahu tuna dijual dengan harga Rp. 1.300 per pcs dan Rp 13.000 per boxnya.

Tahu tuna yang dijual oleh Pak Hartono memiliki komposisi yang berbahan dasar tahu putih dan ikan tuna segar. Awalnya tahu yang dibuat untuk dijadikan tahu tuna adalah tahu putih yang juga dijual oleh Pak Hartono lalu untuk adonan pentol tunanya berasal dari Ikan tuna. Ikan tuna yang dijadikan Pak Hartono sebagai bahan dasar dibeli melalui nelayan puger yang sudah menjadi langganan Pak Hartono. Setiap mengambil ikan tuna dari nelayan jumlahnya tidak tentu, menyesuaikan hasil tangkapan dari nelayan. 

Harga ikan tuna yang didapatkan adalah Rp. 30.000/kg. Ikan tuna  yang masih segar dan sudah dibersihkan lalu kemudian diletakkan di dalam freezer sebelum  nantinya diselep agar hasil adonan yang dijadikan tahu tuna. Untuk sekitar 500 tahu butuh sebanyak 7kg ikan tuna. Dalam proses pengolahan ikan tuna harus hati-hati agar tidak menyebabkan gatal untuk dijadikan pentol sebagai isian dari tahu putih, setelah ikan tuna di selep, sebelum masuk ke proses selanjutnya Bu Hartono mencicipi terlebih dahulu rasa dari ikan tuna itu sendiri apakah tetap aman atau sudah gatal.

Apabila rasa dari ikan tuna yang telah di selep sudah berubah dan membuat gatal maka ikan tuna biasanya langsung dibuang oleh Bu Hartono karena beliau berprinsip bahwa kepuasan konsumen adalah nomor satu jadi tidak ingin mengecewakannya, selain dibuang biasanya jika ada tetangga yang menginginkan tahu tuna yang gagal diolah menjadi tahu tanu maka Bu Hartono langsung memberinya secara cuma - cuma ataupun bila keluarga ingin memasaknya maka langsung dimasak yang jelas tidak akan dijadikan menjadi olahan tahu tuna. 

Untuk proses selanjutnya yaitu tahu putih dibelah menjadi dua dan di goreng dengan api sedang menggunakan minyak yang cukup agar nantinya tahu matang dengan sempurna, setelah digoreng dan matang tahu di belah tengah untuk diisikan adonan pentol tuna yang sudah diselep dan dibumbui lalu di masukkan ke dalam satu kemasan berisikan 10 biji tahu tuna lalu dimasukkan kembali ke dalam freezer agar tetap tahan dan tidak gatal bila di konsumsi nantinya. Untuk membuat olahan tahu tuna, Bu Hartono mempekerjakan dua orang tetangganya sebagai tenaga tambahan agar lebih cepat dan hasilnya semakin berkualitas.

Mulanya penjualan tahu tuna Pak Hartono dilakukan didaerah desa puger atau masyarakat sekitar. Beliau juga pernah menjual di daerah lampu merah puger tetapi minat pembeli masih kurang. Hal ini disebabkan karena harga jual yang dianggap terlalu tinggi dan tidak bisa digapai oleh masyarakat sekitar membuat Pak Hartono berubah pikiran dan memilih untuk memasarkan hasil olahan tahu tuanya ke jember kota yang memiliki pangsa pasar yang cukup ramai. Dengan harga 13.000 olahan produknya dapat diterima di jember dan ahirnya memiliki 4 reseller namun setelah keadaan pandemi kini tersisa 2 reseller saja. Selain di Jember tahu tuna juga dijual di Kediri dikirim menggunakan KA Log dengan kondisi tahu tuna sudah dibekukan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan box sterofom dan disolasi hingga tertutup rapat. Pengiriman ke Kediri kurang lebih 70-90 pack per minggunya dengan keuntungan yang diperoleh sebanyak Rp. 150.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun