Mohon tunggu...
Gebrina Raihan
Gebrina Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - PSYCHOLOGY

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Makan Bulimia Nervosa pada Model Wanita

24 Mei 2022   12:42 Diperbarui: 24 Mei 2022   12:45 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada umumnya setiap wanita terus menerus mengevaluasi diri sendiri dan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Oleh karena itu individu khususnya wanita, menganggap penampilan merupakan suatu hal yang sangat penting. Wanita yang memiliki kelebihan berat badan salah satunya dapat disebabkan oleh pola makan yang berlebihan. Jika pola makan yang berlebihan tidak ditangani dengan baik. Maka dapat menyebabkan gangguan pola makan dan sebagian besar Penderita gangguan Makan adalah wanita. Salah satu gangguan pola makan yang dapat diderita ialah bulimia nervosa. Bulimia Nervosa merupakan salah satu gangguan pola makan serius dan berbahaya yang berhubungan dengan obsesi untuk menjadi kurus dengan cara makan dalam jumlah yang berlebihan, sering dan berulang-ulang kemudian mengeluarkannya kembali dengan sengaja dengan cara dimuntahkan. Untuk mengeluarkan makanan tersebut penderita melakukannya dengan cara mendorong jari ke arah kerongkongan, menggunakan obat Pencahar, berpuasa atau berolahraga secara berlebihan (Nationai Institute of Mental Health (NIMH), 2007) Selain komplikasi sistemik. Gangguan pola makan ini juga dapat menvebabkan berbagai komplikasi dalam rongga mulut. Perimylolysis, glositis, kheilitis angilaris, kandidiasis, ulkus traumatikus, xerostomia, dan pembesaran kelenjar parotis dapat ditemukan pada penderita bulimia nervosa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan gangguan bulimia nervosa pada model dan juga untuk melihat gambaran gangguan makan bulimia nervosa pada model wanita.

Apa itu Bulimia Nervosa?

Ogden (dalam Devi, 2010), menyatakan bulimia nervosa secara formal diperkenalkan pertama kali oleh Russell pada tahun 1979. Rusell mengatakkan bahwa bulimia terdiri dari faktor: episode makan dalam jumlah besar, menghindari efek kegemukan dari makanan dengan memuntahkan atau menggunakan pencahar serta ketakutan menjadi gemuk. Erdianto (2009), menjelaskan bahwa bulimia nervosa merupakan salah satu jenis gangguan perilaku makan yang memiliki kriteria khusus yang ada dalam Diagnostic and Statistical Mental Disorder – IV (DSM-IV).

Menurut Santrock (2006), bulimia nervosa merupakan gangguan perilaku makan pada individu yang secara konsisten mengikuti pola makan berlebihan dan memuntahkannya kembali. Davidson (2004) menyatakan perilaku yang seringkali muncul adalah dengan memasukan jari-jari mereka ke tenggorokan agar tersedak, namun setelah beberapa waktu penderita dapat muntah tanpa dikehendakinya.

Bulimia nervosa merupakan gangguan perilaku makan yang membuat individu merasa ingin terus makan namun membenci makanan yang berada didalam tubuh dan merasa wajib untuk mengeluarkannya (Brigham, dalam Syafiq & Tantiani, 2013). Penderita bulimia nervosa pada umumnya akan melakukan perilaku makan secara berlebihan secara diam-diam dan dapat muncul apabila mengalami stress dan berbagai emosi negatif yang ditimbulkannya dan terus berlangsung hingga orang yang bersangkutan merasa sangat kekenyangan (Davidson, 2004).

Janet (2000) menyebutkan bulimia nervosa merupakan gangguan perilaku makan dengan keadaan dimana individu berada pada episode bingeeating dan memuntahkannya. Menurut Soetjiningsih (2004), Binge-eating merupakan fase ketika individu mengonsumsi makanan yang banyak dalam periode waktu yang singkat. Episode binge sering timbul pada waktu yang sama setiap hari atau timbul sebagai akibat rangsangan emosional seperti depresi, jemu atau marah dan kemudian diikuti oleh periode puasa berkepanjangan. Sedangkan menurut APA (dalam Maria, Prihanto dan Elizabeth, 2001) menjelaskan episode binge-eating merupakan ditandai dengan hadirnya dua hal yaitu makan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang berada pada periode waktu dan situasi yang serupa berlangsung selama dua jam dan kehilangan kontrol selama episode binge-eating.

Sama halnya dengan anoreksia, bulimia selalu berhubungan dengan kontrol diet ataupun penurunan berat badan. Penderita bulimia biasanya terlalu memperhatikan berat badan, selalu merasa kurang percaya diri dengan berat badan sehingga cenderung melakukan diet berlebih. Lalu apa perbedaan anoreksia dan bulimia? Bedanya dengan penderita anoreksia, penderita bulimia memiliki berat badan yang lebih stabil sehingga penyakit ini jarang diketahui oleh masyarakat umum. Gejala ini susah dideteksi dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa? Proses makan berlebihan terkadang adalah hal umum yang dalam masyarakat. Makan merupakan kegiatan yang menyenangkan, bisa menghilangkan stres atau depresi. Selain itu, setiap orang juga memiliki nafsu makan berbeda, sehingga makan dengan jumlah banyak tersebut kadang kala adalah hal yang normal.

Makino (dalam Kurniawan & Briawan, 2014) menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan perilaku makan atau eating disorder mengalami peningkatan di negara – negara berkembang. Kecenderungan bulimia nervosa memiliki kemungkinan untuk bertambah seiring dengan perkembangan jaman yang modern.

Dapat disimpulkan bahwa bulimia nervosa adalah salah satu gangguan perilaku makan yang dialami oleh individu ditandai dengan pola makan berlebihan hingga berada pada situasi kehilangan kontrol dan membatasi makan yang dapat muncul pada satu waktu ketika individu mengalami situasi yang tidak menyenangkan. Individu yang mengalami gangguan perilaku makan bulimia nervosa merasa membenci sesuatu yang telah dimakan dan umumnya memuntahkan kembali makanan yang telah ditelan.

Tipe – tipe Bulimia Nervosa

Menurut Read (dalam Syafiq dan Tantiani, 2013); Davidson (2004); DSM-IV (dalam Hapsari, 2009) menyatakan bahwa bulimia nervosa memiliki 2 tipe, antara lain:

  • Pengurasan (Purging), yaitu penderita akan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan dan kemudian melakukan muntah secara sengaja dan menggunakan obat pencahar.
  • Non Pengurasan (Non-purging), yaitu penderita tetap mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan tetapi tidak memuntahkan dan mengonsumsi obat-obatan, kompensasinya adalah berpuasa atau berolahraga secara berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun