Mohon tunggu...
Gebrina Raihan
Gebrina Raihan Mohon Tunggu... Mahasiswa - PSYCHOLOGY

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Makan Bulimia Nervosa pada Model Wanita

24 Mei 2022   12:42 Diperbarui: 24 Mei 2022   12:45 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Helena, A. (2019). Hubungan antara Citra Tubuh dengan Perilaku Makan Pada Penari Tarian Modern Wanita di Jakarta. Skripsi Sarjana. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. (2018). Human Development: Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.

Pada umumnya setiap wanita terusmenerus mengevaluasi diri sendiri dan membandingkan diri sendiri dengan oranglain. Oleh karena itu individu khususnya wanita, menganggap penampilan merupakansuatu hal yang sangat penting. Wanita yang memiliki kelebihan berat badan salahsatunya dapat disebabkan oleh pola makan yang berlebihan. Jika pola makan yang berlebihantidak ditangani dengan baik. Maka dapat menyebabkan gangguan pola makan dansebagian besar Penderita gangguan Makan adalah wanita. Salah satu gangguan polamakan yang dapat diderita ialah bulimia nervosa. Bulimia Nervosa merupakansalah satu gangguan pola makan serius dan berbahaya yang berhubungan denganobsesi untuk menjadi kurus dengan cara makan dalam jumlah yang berlebihan,sering dan berulang-ulang kemudian mengeluarkannya kembali dengan sengajadengan cara dimuntahkan. Untuk mengeluarkan makanan tersebut penderitamelakukannya dengan cara mendorong jari ke arah kerongkongan, menggunakan obat Pencahar,berpuasa atau berolahraga secara berlebihan (Nationai Institute of MentalHealth (NIMH), 2007) Selain komplikasi sistemik. Gangguan pola makan inijuga dapat menvebabkan berbagai komplikasi dalam rongga mulut. Perimylolysis, glositis,kheilitis angilaris, kandidiasis, ulkus traumatikus, xerostomia, dan pembesarankelenjar parotis dapat ditemukan pada penderita bulimia nervosa Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan antara citra tubuh dengan kecenderungan gangguanbulimia nervosa pada model dan juga untuk melihat gambaran gangguan makanbulimia nervosa pada model wanita.

 

Apa itu Bulimia Nervosa?

Ogden (dalam Devi, 2010), menyatakanbulimia nervosa secara formal diperkenalkan pertama kali oleh Russell padatahun 1979. Rusell mengatakkan bahwa bulimia terdiri dari faktor: episode makandalam jumlah besar, menghindari efek kegemukan dari makanan dengan memuntahkanatau menggunakan pencahar serta ketakutan menjadi gemuk. Erdianto (2009),menjelaskan bahwa bulimia nervosa merupakan salah satu jenis gangguan perilakumakan yang memiliki kriteria khusus yang ada dalam Diagnostic and StatisticalMental Disorder – IV (DSM-IV).

Menurut Santrock (2006), bulimianervosa merupakan gangguan perilaku makan pada individu yang secara konsistenmengikuti pola makan berlebihan dan memuntahkannya kembali. Davidson (2004)menyatakan perilaku yang seringkali muncul adalah dengan memasukan jari-jarimereka ke tenggorokan agar tersedak, namun setelah beberapa waktu penderitadapat muntah tanpa dikehendakinya. 

Bulimia nervosa merupakan gangguanperilaku makan yang membuat individu merasa ingin terus makan namun membencimakanan yang berada didalam tubuh dan merasa wajib untuk mengeluarkannya(Brigham, dalam Syafiq & Tantiani, 2013). Penderita bulimia nervosa padaumumnya akan melakukan perilaku makan secara berlebihan secara diam-diam dandapat muncul apabila mengalami stress dan berbagai emosi negatif yangditimbulkannya dan terus berlangsung hingga orang yang bersangkutan merasasangat kekenyangan (Davidson, 2004). 

Janet (2000) menyebutkan bulimianervosa merupakan gangguan perilaku makan dengan keadaan dimana individu beradapada episode bingeeating dan memuntahkannya. Menurut Soetjiningsih (2004),Binge-eating merupakan fase ketika individu mengonsumsi makanan yang banyak dalamperiode waktu yang singkat. Episode binge sering timbul pada waktu yang samasetiap hari atau timbul sebagai akibat rangsangan emosional seperti depresi,jemu atau marah dan kemudian diikuti oleh periode puasa berkepanjangan.Sedangkan menurut APA (dalam Maria, Prihanto dan Elizabeth, 2001) menjelaskanepisode binge-eating merupakan ditandai dengan hadirnya dua hal yaitu makandalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain yang berada padaperiode waktu dan situasi yang serupa berlangsung selama dua jam dan kehilangankontrol selama episode binge-eating.

Sama halnya dengan anoreksia, bulimiaselalu berhubungan dengan kontrol diet ataupun penurunan berat badan. Penderitabulimia biasanya terlalu memperhatikan berat badan, selalu merasa kurangpercaya diri dengan berat badan sehingga cenderung melakukan diet berlebih.Lalu apa perbedaan anoreksia dan bulimia? Bedanya dengan penderita anoreksia, penderitabulimia memiliki berat badan yang lebih stabil sehingga penyakit ini jarangdiketahui oleh masyarakat umum. Gejala ini susah dideteksi dalam kehidupansehari-hari. Mengapa? Proses makan berlebihan terkadang adalah hal umum yangdalam masyarakat. Makan merupakan kegiatan yang menyenangkan, bisamenghilangkan stres atau depresi. Selain itu, setiap orang juga memiliki nafsumakan berbeda, sehingga makan dengan jumlah banyak tersebut kadang kala adalahhal yang normal.

Makino (dalam Kurniawan &Briawan, 2014) menyatakan bahwa jumlah penderita gangguan perilaku makan ataueating disorder mengalami peningkatan di negara – negara berkembang.Kecenderungan bulimia nervosa memiliki kemungkinan untuk bertambah seiringdengan perkembangan jaman yang modern.

Dapat disimpulkan bahwa bulimianervosa adalah salah satu gangguan perilaku makan yang dialami oleh individuditandai dengan pola makan berlebihan hingga berada pada situasi kehilangankontrol dan membatasi makan yang dapat muncul pada satu waktu ketika individumengalami situasi yang tidak menyenangkan. Individu yang mengalami gangguanperilaku makan bulimia nervosa merasa membenci sesuatu yang telah dimakan danumumnya memuntahkan kembali makanan yang telah ditelan.

 

Tipe – tipe Bulimia Nervosa

Menurut Read (dalam Syafiq danTantiani, 2013); Davidson (2004); DSM-IV (dalam Hapsari, 2009) menyatakan bahwabulimia nervosa memiliki 2 tipe, antara lain: 

a.     Pengurasan (Purging), yaitu penderita akanmengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan dan kemudian melakukan muntahsecara sengaja dan menggunakan obat pencahar.

 

b.    Non Pengurasan (Non-purging), yaitupenderita tetap mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebihan tetapi tidakmemuntahkan dan mengonsumsi obat-obatan, kompensasinya adalah berpuasa atauberolahraga secara berlebihan.

 

Faktor – faktor Terjadinya BulimiaNervosa

Oglen (dalam Devi, 2010) menjelaskanpengaruh sosial budaya yang menyebabkan munculnya gangguan perilaku makanmencakup tiga faktor, yaitu:

a.     Faktor Gender

Konflik utama yang memberi kontribusipada perkembangan gangguan perilaku makan adalah konflik gender perempuandengan peran alami, sebagai ibu, wanita karir dan harapan yang menempatkanperempuan pada masyarakat modern.

Dalam berita online yang dilansirreferensisehat.com menyebutkan bahwa gangguan perilaku makan bulimia nervosadapat dialami oleh laki-laki dan perempuan dari segala usia namun lebih umumdialami oleh wanita. Sejumlah sumber menyebutkan bahwa 85 hingga 90 persenpenderita bulimia nervosa adalah seorang wanita.

b.    Faktor Identitas

Faktor ini berhubungan mengenaikonflik kepedulian atas perbedaan label “dewasa” atau “anak-anak” dan “mandiri”atau “ketidakmandirian”. Proses pencarian id entitas mudah terkena gangguanperilaku makan disebabkan perubahan pada peran sosial atau harapan budaya.Konflik identitas dianggap sebagai hasil krisis identitas dan perasaan diluarkendali yang diungkapkan melalui dorongan untuk kurus 

c.     Faktor Ruang Sosial

Pengaruh ruang sosial pada gangguanperilaku makan bahwa ukuran tubuh yang kecil bagi wanita menjadi tujuan padasaat wanita tersebut menuntut akan ruang lebih. Padangan memiliki ukuran tubuhyang kecil dapat membentuk perasaan kuat dan gangguan makan ini merupakanekspresi konflik antara mengambil ruang dan menjadi tidak terlihat yang menjadihasil dari control berlebihan atas dunia baik dari dalam maupun luar.

Mc.Comb (dalam Hapsari, 2009)menyatakan bahwa penerimaan oleh teman memiliki suatu peran yang pentingkhususnya pada waktu remaja dan dewasa muda. Hal ini dilakukan untukmenghindari penolakan atau ketidaknyamanan penerimaan di golongan. Individu yangingin diterima dilingkungan teman sebaya memiliki kecenderungan untuk memilikitubuh yang kurus dan ideal. Syafiq & Tantiani, (2013) menyebutkanpenerimaan oleh teman sebaya akan memiliki peran yang penting bagi seorangindividu khususnya pada waktu remaja dan dewasa muda.

Fairburn dan Hill (dalam Erdianto,2009), menyatakan media massa memberikan gambaran model yang ideal dan idebahwa orang yang berpenampilan baik memiliki hidup yang lebih baik dan banyakkeuntungan. Seseorang akan belajar ketika secara terus menerus mendapatkanstimulus dari sekitar. Kenyataan terhadap kesan yang ideal secara terus menerusdapat menimbulkan rasa ketidakpuasan pada bentuk tubuh sendiri yang akhirnya 

Selain itu, menurut Kaplan, Sadock,dan Grebb (1997), faktor-faktor terjadinya bulimia nervosa adalah sebagaiberikut:

a.     Faktor Biologis

Antidepresan sangat bermanfaat bagipasien penderita bulimia nervosa. Kadar endorfin plasma meningkat pada pasienbulimia nervosa yang muntah, dan menyebabkan perasaan sehat yang dirasakan pasiensetelah muntah.

b.    Faktor Sosial

Pasien bulimia nervosa cenderungberespon terhadap tekanan sosial untuk menjadi kurus. Pasien biasanya depresitinggi. Keluarga pasien bulimia nervosa kurang dekat dan menggambarkan orangtua yang menolak dan menelantarkan.

c.     Faktor Psikologis

Pasien bulimia nervosa memiliki emosiyang terlihat, seperti mengungkapkan kemarahan secara terbuka dan impulsif.Penderita bulimia nervosa biasanya makan yang terlalu berlebih. Tidak memilikisuper ego dan kekuatan ego. Kesulitan yang dimiliki penderita bulimia nervosa,yaitu  ketergantungan zat dan hubungan seksualyang merusak diri sendiri (Kaplan, Sadock, dan Grebb 1997).

Maka dari itu, pasien penyakitbulimia dalam melakukan pesta makan diduga terdorong oleh depresi atau stressterhadap sesuatu yang berhubungan dengan berat badan, bentuk badan ataupun makanan.Mereka menganggap bahwa makan merupakan kegiatan paling menyenangkan dan bisamenghilangkan depresi. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sementara karenaakhirnya mereka kembali membenci makanan serta marah atas kontrol diri terhadappesta makan yang kurang. Kebencian ini membuat mereka terobsesi untukmembersihkan makanan tersebut dari tubuh. Aksi pembersihan biasanya berlangsungseketika, tetapi pada beberapa penderita bulimia melakukan pembersihan padabeberapa periode setelahnya.

 

Aspek-aspek Bulimia Nervosa

Garner, dkk (1982); Devi (2010)mengemukakan tiga aspek atau komponen gangguan perilaku bulimia nervosa sebagaiberikut:

a.     Perilaku diet (Dieting)

Komponen ini terdiri dari menghindarimakanan berlemak dan Keinginan kuat untuk memiliki tubuh kuru Bulimia dankesenangan terhadap makanan (Bulimia and Food Preoccupation). Komponen inimemberikan gambaran tenang pemikiran mengenai makanan terkait indikasi bulimia

c. Kontrol makan (Oral control)

Komponen ini terkait kontrol diridalam perilaku makan dan tekanan yang diterima dari orang lain atas kelebihanberat setelahnya.

 

Ciri-ciri / Karakteristik BulimiaNervosa

Dalam Diagnostic and StatisticalManual of Mental Disorder IV (DSM-IV) terdapat beberapa ciri-ciri utama bulimianervosa, diantaranya:

a. Mengalami periode binge-eatingyang berulang kali yang ditandai dengan dua kriteria yaitu; 

1) Memakan makanan dalam jumlah yangbesar dan jauh lebih besar dari normal dalam satu periode waktu tertentu denganjarak waktu yang cukup dekat, misal setiap dua jam sekali, 

2) Memiliki rasa tidak dapatmengontrol perilaku makan berlebihan saat episode berikutnya berlangsung.

b. Melakukan tindakan kompensasiuntuk mencegah peningkatan berat badan, seperti muntah dengan sengaja danpenggunaan obat-obat pencahar, berpuasa serta olahraga berlebihan.

c. Terjadinya binge-eating dantindakan kompensatori yang tidak baik setiap dua kali seminggu selama tigabulan.

Terlalu mengutamakan berat badan danbentuk tubuh dalam Mengevaluasi diri

d.Gangguan ini tidak muncul secaraekslusif pada episode anorexia 

 

Kevin (dalam Devi, 2010) menjelaskanbahwa ciri-ciri umum dari gangguan perilaku makan bulimia nervosa diantaranya: 

a. Individu merahasiakan tentanggangguan makan.

b. Makan berlebihan dan memuntahkannyakembali.

c. Mengalami kelelahan karenapenurunan energi.

d. Depresi

e. Menderita sakit kepala.

f. Sakit perut dan kembung.

g. Muntah yang kambuh.

h. Mengalami nyeri hati.

i. Konstipasi 

j. Menstruasi yang tidak teratur; dan

k. Tangan serta kaki yang bengkak.

 

Menurut Brigham (dalam Syafiq &Tantiani, 2013) menyebutkan terdapat beberapa ciri-ciri khas dari penderitabulimia nervosa, diantaranya:

a.     Makan secara rahasia, seperti makan padatengah malam ketika telah tidur

b.    Menjadi sibuk mengatur makanan, diet,berat badan dan bentuk badan.

c.     Sering merasa amat tertekan atau depresidan mengalami perubahan situasi hati (mood) secara berlebihan

d.    Merasa jijik, bersalah, marah dan membencidiri sendiri

e.     Berolahraga secara berlebihan dan merasabersalah atau marah jika tidak dapat melakukannya.

f.      Merasa takut tidak akan dapat berhentimakan atau tidak dapat kurus

g. Merasa benci jika ada makanan didalam tubuh dan merasa wajib untuk mengeluarkannya

h. Menghindari makan di depan umumdan menjadi takut bersosialisasi

i. Menghindari keintiman perasaan danfisik

j. Menjadi tergantung pada obat-obatan

k. Mengalami periode perilaku menahanatau membatasi makanan.

 

Dari beberapa pendapat mengenai ciri– ciri bulimia nervosa, dapat disimpulkan bahwa dari beberapa ciri yang akanmenjadi landasan pengukuran bulimia nervosa dalam penelitian ini antara lain a.Pola makan yang tidak teratur; b. Usaha berlebihan mengurangi berat badan; c.Kesehatan fisik dan psikis terganggu; d. Perasaan menjadi sensitif.

 

 

 

Dampak dari Bulimia Nervosa

Menurut (Leon, 1991) bulimiamenghasilkan ketidakseimbangan lambung dan kimiawi dalam tubuh. Dampak tersebutialah sebagai berikut:

a.     pembengkakan kelenjar ludah di pipi

b.    Jaringan parut di buku jari tangan yangdigunakan untuk merangsang muntah

c.     Pengikisan email gigi akibat bulimia yangsering muntah dan mengeluarkan asam lambung

d.    Kadar kalium yang rendah dalam darah.

e.     Gigi sensitive terhadap panas atau dingin

f.      Masalah pada kelenjar ludah yang beruparasa nyeri atau pembengkakan

g.    Paparan asam lambung berlebih padakerongkongan bisa menyebabkan borok, pecah atau penyempitan.

h.    Terganggunya proses pencernaan akibatpencahar bisa Mengakibatkan disfungsi organ pencernaan .

i.      Ketidakseimbangan cairan tubuh akibat stimuluszat diuretic secara berlebih.

 

Cara mengatasi Bulimia Nervosa

a.     Tingkatkan rasa percaya diri. Seseorangyang memiliki percaya diri tinggi akan menerima apa yang ada dalam diri merekabaik dari segi penampilan maupun postur tubuh.

b.    Bersikap realistis. Jangan mudah percayapada apa yang digambarkan media tentang bentuk dan berat badan ideal karenadapat menurunkan rasa percaya diri.

c.     Tingkatkan dinamika lingkungan. Usahakantetap terjalin komunikasi yang baik diantara keluarga dan teman. Apabilaterjadi masalah segera ceritakan kepada orang terdekat.

d.    Rajin berkonsultasi pada dokter dan ahligizi.

 

Hubungan Bulimia Nervosa dan dunia permodelan

Perkembangan mode merupakan informasiyang selalu berkembang dengan cepat dari tahun ke tahun. Penampilan menjadisuatu hal yang penting bagi semua orang. Biasanya penampilan yang dapatdikatakan trendy itu menuntut kesempurnaan tampilan fisik dan bentuk tubuh yangideal, sehingga apapun jenis gaya fesyen ataupun kosmetik sedang populermenjadi cocok dan pantas jika disandingkan dengan penampilan fisik dan bentuktubuh yang ideal. Semua orang menjadi dituntut untuk terus mengikuti tren yangada. Maka semua orang terutama wanita berlomba-lomba untuk menjadikanpenampilan fisik dan bentuk tubuhnya menjadi ideal dengan cara apapun (Sari2006). 

Kehadiran media, tidak dipungkirisemakin mendorong seseorang untuk meletakkan standar ideal penampilannyamenurut penilaian masyarakat. Kecantikan serta kesempurnaan fisik menjadiukuran ideal bagi seseorang sehingga banyak yang mengejar kesempurnaan fisikitu dengan “vermak” tubuh dan wajah, bantuan kosmetik, memilih gaya busana yangup to date, ke salon untuk menata rambut mode mutakhir dan lain-lain.Meletakkan penilaian dan penerimaan sosial di atas segala-galanya hanya akanmembuat seseorang menjadi stress, gagal untuk menjadi dirinya sendiri dankehilangan kepercayaan dirinya (Kemala 2002). 

Perempuan sering menjadi sasaran baiksebagai model maupun target pasar dari iklan produk kecantikan yang ditawarkanoleh media iklan. Banyak model iklan adalah perempuan. Hal ini dilakukan untukmenarik konsumen perempuan lainnya agar dapat meniru penampilan model iklantersebut. Sebagai target pasar, perempuan sangat potensial sebagai konsumen,karena adanya perasaan selalu ingin tampil menarik dihadapan lawan jenis sangatmendominasi kepribadiannya. Perempuan akan berlomba-lomba membeli produk yangditawarkan untuk tampil cantik dan menarik ala model, yang mereka konsumsiuntuk menunjukkan eksistensinya dihadapan lawan jenis (Fasli 2007). Seseorangdengan citra tubuh yang negatif memiliki pemikiran yang negatif dan kritistentang tubuhnya dan sering tidak mampu mempersepsikan ukuran dan bentuk tubuhsecara akurat (Thompson 1996). Pandangan negatif dan ketidak puasan seseorangterhadap tubuhnya dapat menyebabkan gangguan citra tubuh (body imagedisturbance). 

Individu yang merasa memiliki bentuktubuh yang kurang ideal berpandangan bahwa dirinya kurang menarik. Hal ini yangmembuat munculnya keinginan untuk menjaga dan memiliki bentuk tubuh yang kurusdan tetap ideal. Banyak cara yang dilakukan diantaranya seperti berpuasa atauberolahraga dengan berlebihan serta tetap makan dengan porsi yang banyak untukmenjaga energi tubuh agar tetap kuat namun mengeluarkan kembali makanan denganberbagai cara untuk menjaga bentuk tubuhnya agar tetap ideal.Bulimia nervosaadalah suatu gangguan perilaku makan (eating disorder) yang muncul karena keinginanindividu untuk mempertahankan bentuk tubuh atau menurunkan berat badan dengancara melakukan pola makan berlebihan dan perilaku selanjutnya yang munculseperti memuntahkan makanan, meminum obat pencahar, melakukan puasa danolahraga secara berlebihan.

 

Body image merupakan konsep tubuh,gambaran tubuh serta pandangan individu mengenai persepsi orang lain terhadapdirinya tentang bentuk tubuh serta penampilan yang dimilikinya. Body imagedalam diri individu dapat bersifat positif ataupun negatif. Individu yangmemiliki body image positif akan merasa bangga dan percaya diri dengan bentuktubuh dan penampilan yang dimilikinya. Individu akan merasa dirinya tetapmenarikwalaupun pada kenyataannya tubuh dan penampilannya kurang menarik.Sedangkan individu yang memiliki body image yang negatif akan merasa tubuh danpenampilannya kurang menarik dan kurang percaya diri. Individu akan terusmemperhatikan dirinya terutama mengenai kondisi tubuh sertapentingnyapenampilan tubuh dihadapan atau bagi orang lain.

Husna (2013) menyatakan gambaranindividu mengenai tubuhnya lebih bersifat subjektif. Apabila seseorangmenganggap kondisi fisiknya tidak sama dengan konsep ideal, maka individu akanmerasa memiliki kekurangan secara fisik meskipun pada pandangan orang lain sudahdianggap menarik. Hal ini yang membuat individu tidak menerima kondisi fisiknyadengan apa adanya sehingga body image yang dimiliki menjadi negatif.Kesenjangan yang terlalu jauh antara tubuh yang dipersepsikan dengan gambaranidealnya akan menyebakan penilaian yang negatif terhadap tubuhnya.

Sebuah pendapat yang berisi mengenaianggapan bahwa model yang terlihat menarik dengan ukuran tubuh yang ideal akanmendapatkan perhatian yang lebih besar. Hal ini yang membuat penari berusahauntuk menunjukkan penampilan yang terbaik didepan orang lain. 

Kurangnya hubungan antara kenyataandan persepsi ideal mengenai tubuh mereka dan keinginan untuk membentuk tubuhagar sesuai dengan 0konsep sosial mengenai makna kurus adalah beberapa alasanutama yang menyebabkan individu mengalami gangguan body image atau citra tubuhyang selanjutnya dapat berlanjut menjadi gangguan perilaku makan (Yundarini,dkk. 2012). Gangguan perilaku makan bulimia nervosa dapat menimbulkan berbagaidampak gangguan fisik serta psikis. Bulimia nervosa dapat mengakibatkankelelahan karena penurunan energi dan mempengaruhi kesehatan individu sepertigangguan organ pencernaan pada lambung yang menyebabkan munculnya perilakumuntah yang kambuh, sakit perut, nyeri hati dan sakit kepala. Sedangkan gangguanpsikis yang muncul seperti ketakutan untuk makan, membenci diri sendiri,kecemasan yang berlebihan dan penderita bulimia nevosa yang ekstrem dapatmengalami depresi.

Dapat diasumsikan bahwa setiapindividu mempunyai kecenderungan mengalami gangguan perilaku makan bulimianervosa. Namun individu yang berprofesi sebagai model memiliki kemungkinan yanglebih besar untuk mengalami gangguan perilaku makan, karena model memilikikeinginan untuk menjaga betuk tubuh ideal agar mendapatkan respon positif terutama  ketika melakukan performa diatas panggung,sehingga menimbulkan usaha – usaha untuk berpenampilan menarik sesuai tuntutanprofesi yang dijalani sebagai model. Model dapat melakukan usaha – usaha agartetap dapat makan dengan jumlah yang banyak sebagai upaya mengembalikan tenagadan kekuatan tubuh, namun tetap menjaga bentuk tubuh ideal dengan berolahragadan puasa yang terlalu ketat serta melakukan pengurasan seperti memuntahkanatau meminum obat pencahar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DaftarPustaka

 

 

Nevid, Jeffrey S., & Rathus, Spencer,A., & Greene, Beverly. (2014). Psikologi Abnormal Edisi Kesembilan Jilid2. Jakarta : Penerbit Erlangga.

krisnani, Hetty, & Santoso, Meilanny,Budiarti, & Putri, Destin. (2017). Gangguan Makan Anorexia Nervosa DanBulimia Nervosa Pada Remaja. Prosiding Penelitian & Pengabdian KepadaMasyarakat, 4(3), 390 – 447.

Arikunto, S. (2002). MetodologiPenelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Rineka Cipta.

Atwater, E., & Duffy, K. G. (1999).Psychology For Living Adjustment, Growth, and Behavior Today (6th ed).New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Davison, G. C, J. M. & Neale, A.M. Kring. (2018). Psikologi Abnormal. Jakarta: RajaGrafindo Persada..

Fasli, F. I. (2017). KepuasanCitra Tubuh pada Remaja Putri. Skripsi Sarjana. Depok: Fakultas PsikologiUniversitas Indonesia.

Helena, A. (2019). Hubungan antaraCitra Tubuh dengan Perilaku Makan Pada Penari Tarian Modern Wanita di Jakarta. SkripsiSarjana. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Atma Jaya.

Papalia, D. E., Old, S. W., &Feldman, R. D. (2018). Human Development: Psikologi Perkembangan. Jakarta:Kencana.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun