Mohon tunggu...
PEMULA27
PEMULA27 Mohon Tunggu... Petani - Terima kasih

Petani Berdasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pa'an Olo, Igur Muzi: Sebagai Pengontrol Kebiasaan dan Pemersatu Masayarakat dalam Budaya Manggarai Timur, Flores NTT

31 Mei 2023   21:49 Diperbarui: 2 Juni 2023   18:53 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pepatah mengatakan: dimana langit dijunjung disitu bumi dipijak. Pepatah ini yang mengajarkan kami bagaimana mengatasi suatu "problem" jika semboyang yang kami anut terutama Pa'an Olo Igur Muzi tidak dijankan oleh semua pihak dalam hidup mereka atau jika berhadapan dengan budaya lain yang menuntut kami agar lebih peka dari apa yang kami rasakan dalam mengedepankan kesetaraan antara satu dengan yang lain baik yang tua, mau pun yang muda. Terutma yang menjadi masalah adalah soal bahasa dan nada yang diungkapkan oleh kami dalam berinteraksi dengan orang-orang di pulau Jawa tempat kami beromisili sekarang.

Ada pun beberapa solusi umum yang kami ambil dan lakukan adalah sebagi berikut:

Menanamkan  sikap toleransi dengan baik agar tidak menimbulkan kesenjangan antara satu dengan yang lain. Misalnya dalam berinteraksi berusahalah untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan berusaha untuk beriteraksi lebih duluh sebelum lawan bicara. Selain itu berusaha agar secara terus menerus meberikan bahasa tubuh yang rama terhadap orang yang kita jumpai salah satunya ialah memberikan senyum atau sapa; selamat pagi atau siang dan malam.

Hal di atas menurut kami menjadi solusi yang umum karena biar bagaimana pun bahasa Indonesia menjadi bahasa pemersatu dalam setiap aspek hidup agar menyatukan dimensi perbedaan untuk memperolah kesatuan yang utuh yaitu kebersamaan yang harmonis. Di sisi lain kami juga secara terus menerus belajar untuk menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan setempat dengan bertanya atau belajar keapada orang-orang terdekat misanya; dari karyawan-karyawati yang bekerja di Biara untuk mengali informasi tentang kehidupan mayarakat di Jawa, lalu belajar dari situasi sosial, dan lingkungan hidup yang menjadi refrensi utama untuk mengetahui budaya orang lain secara lebih jauh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun