Mohon tunggu...
Gebby Lianda
Gebby Lianda Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyikapi Secara Bijak "Hari Air Dunia", Mulai Dari Sekarang atau Tenggelam Selamanya

23 Maret 2018   18:17 Diperbarui: 23 Maret 2018   18:57 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ada dibenak kita ketika seseorang mengucapkan world water day  (hari air sedunia) ?

Mungkin sebagian orang akan membayangkan sebuah komunitas yang ber-orasi menyerukan "save water" dipinggir --pinggir jalan atau saat car freeday, atau bisa jadi tidak berarti apa-apa bagi kita yang mendengarnya.

Oke disini saya akan mengangkat tema tentang hari air sedunia. Hal pertama yang harus kita ketahui adalah kapan hari air sedunia itu diperingati dan apa tujuan dan maksud diperingati hari air sedunia atau world water day.

Word water day atau hari air dunia jatuh pada tanggal 22 maret setiap tahunnya, dan tujuan diperingatinya hari air ini adalah untuk mengingatkan bahwa kita adalah manusia yang sangat ketergantungan dengan air, maka dari itu kita sebagai manusia harus peduli dan lebih bijak lagi dalam menggunakan air. Nah kepedulian yang seperti apa dan sikap bijak sederhana apakah yang bisa kita lakukan untuk menyelamatkan kelayakan air yang ada di indonesia khususnya Jakarta, ibukota tercinta.

Salah satu permasalahan yang sedang maraknya adalah penurunan permukann tanah di Jakarta yaitu 7,5 cm per tahunnya. Faktor penyumbang terbesar terjadinya penurunan tanah hingga 7,5 cm pertahunnya di sebabkan oleh eksploitasi penggunaan air tanah yang berlebihan. Dimana dampak yang akan terjadi akibat penurunan tahan ekstrim di Jakarta ini salah satunya adalah tenggelammnya ibukota tercinta. Nah, hal bijak sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan menghentikan penggunaan air tanah baik untuk konsumsi rumah tangga atau komersil.

Dokpri
Dokpri
Permasalahan ini pun mendorong Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno untuk menghentikan pemakaian air tanah dan beralih ke air perpipaan. 

Bertempat dikediaman bapak sandi hari rabu kemarin (21/03/18) tepatnya di Bilangan, Senopati, kebayoran baru, mengadakan Sosialisasi Penggunaan air perpipaan "Mari Berhenti Pakai Air Tanah" dimana dalam acara ini bapak sandi mengajak para warga sekitar untuk beralih menggunakan air perpipaan.

(Sumber: Twitter sandiaga S.Uno)
(Sumber: Twitter sandiaga S.Uno)
Dalam acara sosialisai ini pun bapak sandi juga meminta kepada pihak PAM terutama PALYJA yang melayani daerah Bilangan, Senopati, Kebayoran Baru untuk memberikannya pamflet ajakan untuk beralih menggunakan air perpipaan dan akan dibagi-bagi langsung oleh bapak sandi kepada warga disekitaran kediamannya. Hal ini pun diharapkan kedepannya gerakan ini  dapat dicontoh oleh warga jakarta lainnya untuk beralih menggunakan air perpipaan.

Kepedulian lain pun bisa kita lakukan sebagai warga yang berdomisili di Jakarta dengan tidak mencemari badan-badan air yang ada di Jakarta, jika kita lihat maka sungguh ironis nasib sungai yang ada di Jakarta. Mungkin sangat sulit bagi kita kaum awam untuk melakukan ataupun menciptakan metode rumit dan memkebijakan-kebijakan. 

Dimana notabene kita tidak menggeluti ilmu tersebut, tetapi menjadi kewajiban kita yang tidak bisa dipandang sebelah mata untuk peduli dengan ibukota tercinta kita. Tempat dimana kita berdomisili sekarang bahkan menjadi tempat menghabiskan masa tua.

Yuk mulai peduli dan bijak dalam menggunakan air, karena jika ketepedulian itu hilang maka alam pun akan enggan dengan kita.

Selamat Hari Air Dunia....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun