Di tempat kau janjikan
Aku menanti
Dengan beberapa cangkir kopi
Telah mencapai dasarnya masing-masing.
Tinggal cangkir terakhir penuh harap
Yang mencoba untuk bertahan dengan malam
Yang kian larut dan pekat.
--
Berbatang-batang kretek kusulut
 Namun janjimu mungkin kini tinggal puntung dan debu.
Satu-satu orang-orang pergi dan datang
Lalu ke mana entah
Dikau yang kau janjikan.
--
Aroma asap kretek dan kopi yang menanti
Telah menjadi resah.
Musik yang menggema sedari tadi
Kini berubah suara paling lesu.
--
Disaat cangkir terakhir mencapai dasarnya
Kau muncul menggandeng sebuah tangan lain.
Ah, betapa sialnya diriku ini
Betapa bodohnya aku
Menantimu hanya untuk melukai hatiku.
--
Aku mengambil langkah keluar dari semua luka
Pergi meninggalkan harapan yang kau janjikan.
Dan melupakan semua luka.
Malang, 16:13
15 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H