Pada akhirnya ia tetap tak tahu
bahwa telah sekian lama
aku mengambil sebagian namanya.
Ku sulam setiap huruf menjadi kata.
Ku rangkai dengan seluruh asa.
Ku eja nama itu berulang sampai belulang.
Disetiap sunyi subuh
dan sepi senja
terus ku bayangkan
bahwa nama itu akan tetap hidup.
Dan nyawa nama itu
terbawa pada sekian puisi.
Bahkan setiap puisi yang ada nama itu
selalu ku titip semoga
bila nanti ia menemukan
semua harapan ku gantung di sana_
(Malang, 02:28--15/02/2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!