Sebab dikau aku teringat rupa
sekaligus ceria warna langit.
Serupa garis-garis tangan yang mengingatkanku
bahwa hidup tak sebatas takdir.
Subuh dan tubuhmu adalah seikat kisah
yang diceritakan saat senja
kepada malam.
Kepada binar bintang dan lampu jalan tak sempurna.
Sampai redup cahaya bulan.
Dan kau adalah cahaya bianglala
yang terikat janji serpihan hujan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!