Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Selayaknya Saja

24 Januari 2018   01:14 Diperbarui: 24 Januari 2018   01:19 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iphoneographycentral.com

Di bawah remang-remang lampu jalan dan penyesalan yang hampir meledakkan dadaku malam ini, kawan.


Rasanya sangat konyol mengingat teman-teman mahasiswa zaman sekarang lebih doyan duduk di restoran yang mewah dan menikmati segala jenis makanan mewah yang tak kubayangkan rasanya itu.


Dan terjadilah pada hari ini, Kawan; Kita memikul sebuah alat masak yang tak sanggup kusebutkan namanya di sini; sebab tak kuinginkan orang-orang menertawakan kegilaan ini pula.


Pada mata yang menatap sepanjang jalan; kita tak ubahnya orang gila yang sudah putus semua urat malu.
Ini bukan iri hati ini, kawan, namun oleh sebab kita menghargai uang hasil keringat Ibu-Bapak kita dengan sangat mahal.


Maka Joko Pinurbo pernah bersabda, "berilah kami rejeki pada hari ini  dan ampunilah kemiskinan kami."_


Malang, 00:49---24/1/2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun