Ia gadis baik
masih belia dan apik.
Ia suka membelai
yang mendua rupa helai.
Ia serupa petaka angkara
merajut nasib sebatang kara.
Selempit kata ia ucap patah
dalam rupa pepatah.
Seperti lengkungan alisnya
selalu tanda tanya
katanya tiada yang abadi
selain ketika ia dalam semadi
Hujan turun lagi
menjelang usai sabdanya dibagi
Ia menunduk menanduk
kedua telapak tangannya; tersengguk_
Malang, 19:06
8/1/2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!