Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gadis Paruh Baya di Gerbang Gereja

27 Agustus 2017   09:56 Diperbarui: 27 Agustus 2017   10:28 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia berdiri terpaku di sana,
sesekali ia menengadah pada lonceng yang menggantung di puncak gereja.
Dalam diam seakan penuh seribu sesal,
tak hirau burung-burung menari dan bernyanyi di atas puncak menara lonceng gereja.

Murung raut wajahnya,
ia melipat tangan kanannya tepat di dada,
seakan memeluk ribuan nista yang kini jadi sesal.
Tangan kirinya menopang di dahi,
dengan tatapan menunduk menikam tanah.

Di sana, di dekat gerbang gereja.
Gadis paruh baya itu,
berdiam diri menghitung dosa masa lalu yang telah sesal.
Tinggallah niat dan tanya yang melingkar di ubun-ubun dan rongga dada.

Berharap ia masih punya ribuan detik tuk mengubah masa lalu yang suram.
Tak hirau seribu hujat menghujam.
Hanya niat yang apakah sungguh,
tuk mengubah sesal yang tinggal ditangisinya_

Malang, 27 Agustus 2017|09:46

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun