Malam ini, aku sendiri.Duduk berdiam diri di beranda rumah. Memandangi bintang-bintang  yang saling berkedip satu sama lain. Malam yang kelabu, pikirku. Tidak, bukan malam saja. Hari ini juga terasa suram. Dipenuhi dengan masalah ,yang bagaimana penyelesaiannya aku tak tahu. Hatiku terasa tak karuan. Bingung bagaimana harus berbuat.
Malam ini, yang ada dipikiranku hanyalah dia. Namun tiada respon darinya sama sekali. Dia hanya diam disana (dimana dia aku tak tahu). Tiada komunikasi malam ini. Sepi sekali rasanya, hanya airmata yang menemaniku. Jangkrik pun tidak bernyanyi seperti biasanya. Mungkinkah hewan ini enggan berbicara ? Mungkin.
Tak seindah malam yang lalu. Tapi aku juga tak bisa mengembalikan waktu. Apakah aku yang salah dalam permasalahan ini? Tuhan beri aku jawaban, pintaku. Kupandangi langit. Masih seperti tadi. Kupandangi bintang dan bulan, juga masih seperti tadi, berkelip disana menunggu ku untuk memberi jawaban.
Namun, hingga malam aku tak menemukan jawaban . Aku begitu pusing hari ini. Memikirkannya. Kesetiaan yang kuberikan , akankah kembali pada ku? Pengorbanan yang ku berikan akankah memiliki arti ? Hanya waktu yang dapat menjawab. Aku hanya menunggu, bagaimana waktu berkata.
Tapi, hanya menunggu tak membuahkan hasil, aku tahu itu. Bagaimana aku harus berbuat? Otakku sudah buntu. Aku jadi galau
Aku berjalan memasuki rumah. Ku tutup pintu rumahku. Lalu aku berjalan ke kamar. Sesampainya di sana, aku masih bingung apa yang akan kulakukan. Namun , kemudian aku teringat kata kakek untuk menuliskan puisi saat aku sedang sedih. Kata kakek , itu yang dia lakukan saat dia masih muda dulu.
Denting waktu berbunyi
Tik tok tik tok
Tapi aku masih tetap disini
Masih mengemban tugas
Yang entah kapan selesai
Tik tok tik tok
Terdengar lagi denting waktu
Menandakan waktu yang telah berlalu
Menuju gerbang keindahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H